Soleboh | Gegoro Kota Raya

Soleboh sempat singgah di Kademangan sebelum kembali menjalani Laku Tapa Brata. Ia sempatkan untuk mengunjungi pemegang Mustika Hasta Praja. Lalu di ujung jalan Bung Pono menyapa Soleboh,
"Boh, kemana saja, kok ndak ikut ke Kota Raya?"
"Oh, Bung Pono, apa kabar Bung, sehat kan?" Lantas ia menjawab, 
"Saya sedang sibuk Laku Tapa Brata, terakhir saya ke daerah Nyi Ratu Kidul, lalu ke Nyi Blorong dan terakhir pengikut Nyi Blorong si Bulus Jimbung."
"Lha kok malah sibuk dengan hal yang tidak jelas, kok tidak ikut para mujahid di Kota Raya?"
"Saya belum tertarik untuk ke sana Bung, dan pula, Kiai Sahid tidak mewajibkan murid-muridnya ke Kota Raya."
"Memang tidak wajib, tapi masa tidak ingin ikut berkontribusi?"
"Secara moril saya berkontribusi turut mendukung dan mendoakan. Orang-orang di Kademangan sering bertanya, 'Jane ki ono opo?', dan saya cukup menjelaskan yang saya tahu kepada mereka, bahwa yang menggerakkan kalian adalah Allah, ini terjadi karena Allah, bukan semata-mata agenda politik. Dan Allah juga belum memberi perintah kepada saya untuk turut andil ke Kota Raya."
"Lha di Kademangan pie?"
"Yang harusnya bertanya saya, Kota Raya itu bagaimana kabarnya, Kalau kademangan ya adem ayem saja, Apa lagi Mustika Hasta Praja sudah kembali, Ayom Ayem Tentrem, Insya Allah Gemah Ripah Loh Jinawi. Sekali lagi Kota Raya pie kabare? kata Kiai Sahid, Badan Budi Samodra adalah rekaat awal, kalau saya hitung-hitung ini sudah rekaat ketiga."
"Badan Budi Samodra iku opo Boh?"
"411"
"Oh, iya ini sudah rekaat ketiga, dan sudah akan ke rekaat empat"
"Lha rencana berapa rekaat to Bung"
"Berapa rekaat itu ya tinggal tunggu respon keadaan saja to"
Share:

Soleboh | Nyai Blorong dan Bulus

Namun sejauh ini, Si Bulus tak menemui Soleboh di kediamannya. Entah kemana pergi. Namun ketika Bendol tengah mencari "mbako" untuk ramuan rokoknya, Bulus itu menemuainya. Sontak Bendol Kaget, terjatuh, gemetar, dan serasa melemas tulang belulangnya.
Bulus raksasa itu tak menampakkan seluruh wujudnya, Dengan tatap mata seramnya, dan garang raut wajahnya, Bulus berhasil menakuti Bendol.
Ini pertanda yang baik bagi Soleboh. Ini berarti Bulus itu masih di kediamannya, sebagaimana ia diperintah oleh Blorong.
Selang satu malam kemudian, Soleboh bertemu dengan Bulus itu. Tak banyak yang mereka bicarakan. Hanya sebatas berbagi cerita tentang perjalanan Soleboh, dan Bulus itu pun bercerita tentang kisah di masa Prabu Ajisaka, Kisah tentang perjaka tua yang hendak meminang seorang janda muda. Dalam perjalanannya perjaka itu berlebihan membawa keping emas. Hingga perahunya terbalik dan tenggelam.
Begitulah legenda WatuPrahu, Joko Tuo, dan Keping kerang Numulites di Bukit Jabal Kat yang diceritakan Bulus Jimbung.
Share: