Soleboh | Masa Istikharah Nasional, Menuju Wijiling Ratu Sinisihan Wahyu

Masa pemanasan dan lobimelobi telah berlalu, adapun pasca pemanasan dan sebelum mencapai panas klimax pada 2019 merupakan masa Istikharah Nasional. Dan masa Istikharah Nasional ini adalah masa kita dimana meminta petunjuk pada Pakar Makar, Khairul Makirin, untuk mendapatkan strategi makar terbaik, untuk mendapakan sosok pemimpin sempurna, dalam dimensi ruang dan waktu, setidaknya untuk ruang Indonesia dan waktu minimal 2019 - 2024, meski sebenarnya imbasnya akan melebihi dimensi ruang waktu minimal ini.

Sebagai masyarakat Jawa tidak sepantasnya kita meninggalkan Khilafah ala Jawi, yang mana pemimpin bagi masyarakat Jawa haruslah Ratu yang muncul karena Sinisihan Wahyu, dan sudah khatam menjadi pribadi yang Sinatria Piningit. Musabab turunnya Wahyu Kepemimpinan, yakni Wahyu Cakraningrat, sepenuhnya dalam Makar Allah. Namun ada kelonggaran fasilitas dimana manusia Jawa dapat bertanya kepada Allah, siapa pemilik Wahyu Cakraningrat yang baik untuk Tanah Air, Pemerintahan, Negara dan Bangsa. Fasilitas itu bernama Istikharah, dan istikharah menjadi relevan bagi Para Pemilih periode 2018-2019, karena negara ini menggunakan sistem demokrasi dimana yang menjadi Ratu adalah yang mendapat suara terbanyak. Lantas akan bijaksana jika dalam pemilihan nanti Pemilik Suara menggunakan hak pilihnya dalam satu-kesatuan, MANUNGGAL karsaning KAWULA kelawan makaring GUSTI, bersatunya usaha manusia dan makarnya Allah yang dideteksi dengan Radar Istikharah.

Soleboh bukanlah sosok yang tegaan terhadap nasib Tanah Airnya ini di masa sekarang, sehingga setelah saya nanti mengirim surat padanya di masa lalu, mungkin ia akan segera Kula Nuwun kepada Allah agar diizinkan masuk ke dalam manusia Indonesia masa kini untuk bergegas memulai Masa Istikharah Nasional ini.
Share:

Kasih sayang Allah itu tidak terkira,

Kasih sayang Allah itu tidak terkira,
Tak terkira banyaknya dan tak terkira wujudnya.
Ada banyak wujud sayang Allah pada manusia
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang baik pun adalah bentuk kasih sayangNya. Lalu Allah menjamin kelangsungan hidupnya, menjamin rizkinya, dan Allah menjamin akan kembalinya ia kepada dzat yang maha Awal.
Adapun wujud yang lain adalah perintah untuk beribadah kepadaNya. Memerintahkan manusia untuk bersyukur atas kasih sayang itu. Lalu Allah menambah kasih sayangNya kepada yang mau bersyukur.
Dan bahkan ada bentuk yang terkadang diluar nalar manusia, Ketika Allah begitu menyayangi manusia, dan Allah memberikan kemudahan kepada manusia itu untuk tidak beribadah Mahdhah lagi. Allah mengangkat nalar manusia, agar ia tiada beban lagi dalam hidupnya, dan ia menjalani ibadahnya tanpa nalar.
Wallahu a'lam bi Shawab
Share: