Emansipasi

Sering kali kita dengar mengenai “Emansipasi Wanita”. Banyak nian lidah berucap untuk kesetaraan Gender antara laki-laki dan wanita. Tak sedikit aktifis yang ikut berperan dalam mensukseskan program kesetaraan gender ini.

Dari banyaknya kata emansipasi wanita yang penulis dengar bulan lalu, penulis menjadi terfikir akan program-program bagi kalangan hawa yang telah dibawa hadzal dienul haq, YA…. Program yang dibawa oleh agama yang sempurna ini. Dan inilah kesempurnaan islam yang sampai detail mengurus masalah HAM, mengurus masalah-masalah wanita.

Bayangkan keadaan wanita-wanita sebelum datangnya islam. Mereka dikubur hidup-hidup ketika hendak akan memulai kehidupan oleh Arab Jahiliyah. Mereka dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya oleh orang-orang di lembah Hindustan sebatas untuk menunjukkan kesetiaan pada suami mereka, padahal hak hidup mereka itu ada. Mereka dianggap laknat oleh orang yang “mengaku mendapat petunjuk” waktu itu. Karena para wanita, Adam melanggar perintah Allah. Mereka dianggap tidak memiliki ruh yang selamat dari azab neraka Jahannam oleh orang yang “mengaku sebagai penolong” waktu itu kecuali Ummul Masihu Isa yang sebagai wanita.

Namun berbeda ketika islam datang. Wanita-wanita muslim diistimewakan, ibu adalah orang yang wajib dihormati, ridlo Allah ada pada ridlo ibu. Sampai-sampai surga itu berada ditelapak kaki ibu. Betapa mulia kedudukan wanita. Kesetaraan gender yang di bawa islam pun telah dicanangkan pada Quran yang tiada keraguan padanya. Pada An-Nahl : 97 , Al-Ahzab : 73 , An-Nisa : 19 d.l.l.

Tidak cukupkah dengan karunia Allah yang besar ini. Tidak percayakah kita pada apa yang telah Ia turunkan kepada hamba-Nya. Masihkah kita mendustakan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sesampainya ada segelintir manusia yang menginginkan kesetaraan gender dengan persamaan yang benar-benar sama. Sesampainya ada seorang wanita yang menjadi imam kala Shalat Jumat. Sesampainya ada wanita yang adzan tanpa menutup auratnya.

Betapa besar nikmatNya yang telah Allah berikan pada kita. Masihkah ada keinginan untuk mendustakan ayat-ayat Allah yang telah nyata kebenaran dan taida pembanding bagi AlQuran dan Sunah sebagai penuntun kita. Emansipasi yang terjadi kini tak ubahnya emansipasi yang terbawa arus modernisasi yang tak lepas dalam menghilangkan status kewanitaan seorang wanita. Maka ucapkan dengan tegas cukuplah Islam sebagai agamaku, Quran dan Sunah sebagai penuntunku, semua kebaikan hidup telah diajarkan agamaku, sekiranya saat ini ada yang mengajarkan suatu kebaikan, maka islam telah dahulu mengajarkannya.”

Keep spirit, keep optimis, clean your mind, ikhtiyar and tawakal. ALLAH WITH YOU. Wallahu a’lamu bishawab.

Share:

Dari Kawanku

Malam itu, hapeku bergetar tanda adanya sms masuk. Sengaja hapeku hanya aku buat bergetar agar Emak tak terbangun gara-gara mendengar sms yang acap kali membuat hapeku bergetar. Sejenak ku amati nama yang masuk dalam inboxku. Tiga kata pertama yang menjadi inisial nama ikhwan rohis. “akh” itu yang tertulis di tiga huruf pertama dalam inboxku. Ku buka sms itu. “Tidur lum Ndan?” itu sms pembuka yang ia kirimkan padaku. Chat lewat sms pun termulai. Obrolan kian berjalan. “Blum, tumben sms, ada apa? Wa’alaikum salam…” “Waduh, maaf ndan, sya lupa..Assalamu alaikum…aku capek, apa jnengan ndak capek dgn kegiatan yg banyak, gmana to carane mengatasi capek?” “aq da biasa I, bertemanlah dengan capek. Agar kamu tidak lekas putus asa dan tetap semangat dalam menjalani kehidupanmu.” Z..z..z..z…… Begitulah obrolan kita mengalir, namun harus dibatasi rasa kantuk. Perbincangan pun ter henti malam itu. Sekilas inilah yang hendak ku bagikan pada Sobat SMART. Bagaimana kita dengan banyak kegiatan di skolah, dan di rumah. Belum di tambah les dan lain-lain, tentulah kiranya kita tak lepas dari CAPEK. Maka dari itu, berteman dengan rasa capek, biasakan diri dengan kesibukan yang positive. Agar semangat kehidupan kita tak terhalang dengan si capek, bertemanlah dengannya. Ketika kita sudah terbiasa dengan kawan baru kita ini. Kegiatan yang banyak pun akan terasa ringan. Karena sudah terbiasa dengan rasa demikian. Tak lepas dari itu jangan lupa membaca doa dalam memulai aktivitas kita. Akhirkan dengan hamdalah. Ketika malam tlah tiba. Menggunakan malam sebagai selimut (untuk istirahat) adalah pereda panasnya tubuh kita. Sesibuk apa kita. Tidur malam harus nyenyak dan cukup. Rasa lelap tidur ini dapat dipacu dengan “bismika Allahuma ahya wa bismika amut”. Baca sebelum tidur. Wallahu a’lam.
Share: