Budaya Bangsa yang Terjajah

Seringkali aku melihat orang,,,,

bersibuk diri untuk belajar bahasa asing,,,
sedang bahasa sendiri lupa,,,
banyak yang sering belajar budaya asing,,,
sedang budaya sendiri lupa,,,

seperti terjajah di negeri sendiri,,
sehingga kita mengikut budaya tamu ketika kita menerima tamu,,,
bukan memperkenalkan budaya kita ke tamu,,
agar ia mengikut akan budaya ini,,,

saya yakin kalian pun tahu,,,
budaya itu bukan agama,,,
jadi tak ada salahnya dijaga dan dipelihara,,,
bukan untuk disia-sia,,,

jika dibilang tak sesuai jaman,,,
bukan berarti sepenuhnya ditinggalkan,,,
hanya butuh beberapa polesan,,,
yang akhirnya sesuai tuntutan,,,

sadarkah kalian kita pernah dijajah tiga setengah abad,,,
mau tidak mau budaya kita di pengaruhi itu,,,
atau sebelumnya ketika masa Islam,,,
budaya kita juga dipengaruhi itu,,,
atau sebelumnya ketika masa Hindu Budha,,,
itu juga merupakan bagian sejarah budaya kita,,,
atau masa Animisme dinamisme?
itu juga sama...

lalu budaya mana yang hendak kamu pilih,,??
saya yakin anda akan memilih budaya islam,,
tapi budaya Islam yang mana,,,
beberapa orang mengatakan budaya islam ya budayanya njeng nabi Muhammad,,,

tapi ada juga yang bilang indonesia itu punya khasanah keislaman sendiri,,,
bisa dibilang Budaya Islam itu ya Rasulullah,,,
tapi budaya Arab Islam itu ya budaya arab sekarang,,
dan budaya Jawa Islam,, atau Indonesia Islam ya yang sekarang ini,,,
Arab Islam adalah budaya Islam yang perkembangannya dipengaruhi oleh budaya mayoritas dari wilayah arab itu sendiri.
Sedang,,,
Jawa Islam punya sejarah yang berbeda,,,
Jawa Islam meliputi budaya Cina Islam, Palestina Islam, Pakistan-India Islam, Burma Islam, Mesir Islam, dan beberapa bangsa lain,,,
budaya yang beragam inilah yang di kemas para wali sehingga menjadi Jawa Islam.
Mengapa Arab Islam tidak disebut,, Karena Arab Islam tidak berpengaruh langsung pada Jawa Islam,,,
Karena Arab Islam itulah yang berpengaruh pada Palestin Islam, Mesir Islam, dsb.

Wallahu A'lam,,,

ini ada dialog menarik,,,

Nah, lantas bagaimana hubungan antara Islam yang datangnya dari Arab dengan budaya Jawa itu sendiri?

Ya tidak ada masalah. Islam itu Jawa dan Jawa itu Islam. Kalau kita membaca Serat Rerepen karya Eyang Ronggowarsito disebutkan bahwa orang Jawa itu tidak boleh jauh dari agama (baca: Islam). 
Lantas mengapa corak berislam-nya orang-orang Jawa menjadi lain dari aslinya?

Karena orang Jawa memahami kabudayaan, kesenian, adat istiadat dan semua yang ada dalam budaya mereka sebagai perwujudan konversi dari semangat rahmatan lil a’lamiin (rahmat bagi semesta alam) dan bilisani kaumihi (disampaikan dalam bahasa kaumnya). Nah ini yang sekarang sudah terputus dan tidak mau dipahami orang saat melihat praktek keagamaan orang Jawa. Kami sangat keberatan jika pemaknaan Islam harus dilakukan lewat cara Arabisme. Ini kan pelanggaran serius terhadap konsep rahmatan lil a’lamiin dan konsep bilisani kaumihi dalam semangat Islam itu sendiri.

Kalau itu begitu anda termasuk orang yang mengimani bahwa ajaran Islam itu sangat kontekstual?

Oh iya. Kalau sekarang penerapan ajaran Islam dipaksakan untuk seragam, saya tanya di mana kalau begitu letak “rahmat bagi alam semesta”-nya? Saya pikir, justru Islam itu memang diharuskan beragam. Membuat Islam di seluruh dunia jadi homogen justru hanya membuat kerdil Islam itu sendiri bagi saya.
 "

Share:

0 komentar: