Taqlid Default

Ketika titik jenuh dalam belajar, saya sering memilih untuk taqlid pada ahlinya, bahkan lebih parah, saya taqlid pada kaifiah yang tidak jelas rawinya.
Sebagai contoh, ketika saya menerapkan sebuah software atau aplikasi, saya sering malas membaca tiap prosesnya sehingga banyak kalimat yang terabaikan, hanya enam kata kunci yang sering saya jadikan acuan taqlid. "Install, Yes, Ok, Next, Accept, Finish"
Hasilnya ya taqlid default. Belum lagi dalam proses penggunanaan berbagai rumus atau algoritma. Sering juga ujung-ujungnya taqlid
Share:

0 komentar: