Kutemukan di Balik Bukit


Aku terbangun dari tidurku dan kulihat sekelilingku gelap. Ku gerakkan tanganku untuk melihat jam tanganku. Kudapati jarum itu menunjuk angka empat. Tapi gelap bukan karena pukul empat pagi, tapi sore hari. Awan tebal dan hitam menutupi langit yang seharusnya masih cerah waktu itu.  Bukan sekedar menutupi langit, tapijuga menutupi hasratku untuk beranjak menuju kota pelajar.
Llimabelas menit sudah, awan tebal itu tak kunjung jua menjadi hujan. Aku kuatkan tekad untuk bergegas menuju Jogja. Aku siapkan semua keperluan di perjalanan. Dengan motor Grand bututku aku berangkat.
Perjalanan menuju Jogja dari rumahku melewati jalan di sebuah bukit. Dalam perjalananku sebelum melewati bukit itu, hanya ada awan hitam di sana. Meski terseok pelan motor bututku tetap berjalan melewati bukit itu. Setibanya di puncak bukit aku dapati belakangku awan hitam pula, namun di depanku kudapati seberkas sinar di sana.
Dalam perjalananku aku terfikir banyak hal. Sebelum melihat di balik bukit janganlah dulu mengira bahwa di balik bukit juga akan turun hujan. Sebelum engkau melihat dunia, jangan engkau mengira bahwa semua itu sama. Ketika dirimu tak dapati cahaya kehidupan di wilayah kecilmu. Cobalah mellihat wilayah lain yang kamu akan dapati cahaya di sana. Ketika engkau berada dalam dunia yang penuh dengan kegelapan, maka cobalah untuk keluar dan cari cahaya itu. Jangan engkau anggap dunia ini penuh dengan kegelapan sebelum engkau mencari cahaya ke semua penjuru dunia.
Share:

0 komentar: