BUKU: Syahadatain

Syahadah adalah sistem kehidupan. Karena ia sebagai sistem, maka inilah yang menyebabkan Abu Jahal, Abu Lahab; bahkan sebelum Abu Sufyan tidak berani untuk mengucapkan syahadatain. Ini bukan berarti bahwa mereka tidak mengerti ikrar syahadah. Ini adalah bahasa mereka, bahasa Arab. Justru karena sangat mengerti dan memahami itulah, mereka tidak berani mengucapkan syahadah. Membaca buku syahadatain karya Akhi Fillah Muhammad Umar Jiau Al-Haq, membangkitkan mahkamah kesadaran kita untuk menjadikan syahadah sebagai ruh dalam harakah kehidupan kita. Ustadz Muhammad Arifin Ilham (Pimpinan Majelis Dzikir Adz-dzikr) Saya menyambut baik atas terbitnya buku ini, suatu karya tulis yang perlu direnungkan.
Syariat syahadatain bukan hnya milik kelompok tertentu seperti yang dituduhkan, tapi merupakan ajaran Islam yang telah dilaksanankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Dan telah disepakati oleh Ahlu Sunnah, Ahlu Fiqh, Ahlu Hadits, dan Mutakalim, sebagaimana yang ditulis oleh penulis dalam buku ini….. KH. Drs. Buya Royanuddin (Sesepuh Pondok Pesantren Istiqomah Sukabumi) Syahadatain itu merupakan sesuatu yang amat menentukan sah/sempurna atau tidaknya islam kita. Melalui syahadatain juga kita mengetahui garis pemisah (furqon) antara haq dan bathil…..Sebagai berita gembira, Syaikh Yusuf Qardawi dalam bukunya “Al Ummatu Al Islamiyah Haqiqh Laa Wahm” menyatakan bahwa kebangkitan islam adalah sesuatu yang pasti terjadi, bukan khayalan. Dan pusatnya berawal dari Indonesia.
Insya Allah buku ini menjadi salah satu pemicu apa yang dinyatakan ulama besar tersebut. KH. Dr. Ahmad Nawawi, MA bin Mujtaba (Sekretaris Majelis Ulama Kota Depok) Selama ini syahadatain dipahami sebagai kegiatan ritual semata, dengan kehadiran buku ini akan tampak sebuah pendekatan komprehensif, radix, dan utuh, sehingga dengan kemasan yang berbeda dari yang lainnya. Buku ini menyajikan syahadatain dalam perspektif tidak hanya ritual semata. Sehingga diharapkan sebagaimana yang dimaksud oleh penulis akan menjadi media pemersatu seluruh kalangan yang ada dalam tubuh umat islam. Muhammad Djarot Sensa (penulis buku Qur’anic Question All & Aktifis Dakwah)
Share:

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Apa didalam buku ini menyerukan untuk seorang islam keturunan untuk bersyahadat ulang ?

Suhari mengatakan...

Pada Bab VII sub bab A Tidak ada muslim keturunan.
pada sub bab ini juga tertulis bagi orang mukmin keturunan, maka untuk menjadi muslim harus mendapat bimbingan dari kedua orang tuanya. Setelah mukallaf "WAJIB" melaksanakan "syariat" syahadatain sebagai sahnya melaksanakan hukum-hukum Allah.

Adapun syarat dan rukunnya terdapat juga dalam buku ini.

Namun kami mengikut pendapat pengucapan syahadat seorang muslim keturunan cukuplah pada shalatnya. Apabila hendak dilakukan sebagaimana dalam buku ini maka kami anggap sebagai sunnah.