Budaya Islam di mata seorang pendeta dan Jawabannya

Saya pernah mendengar ceramah seorang pendeta,
dia mengatakan bahwa,
Bismillah itu bukan milik Islam,
Assalamu alaikum bukan milik Islam,
Berjilbab itu bukan milik Islam,

dia menagatakan itu adalah
milik kebudayaan arabian,
karena kata-kata assalamualaikum adalah perkataan malaikat,
ketika jibril bertemu dengan maria
lalu ketika yesus bertemu dengan murid-muridnya,

hanya karena kalian (jamaah gereja)
sering menggunakan injil berbahasa indonesia,
bahasa inggris, bahasa china, dan bahasa daerah kalian,
maka kalian tidak pernah mendapati kata-kata tersebut.
padahal dalam injil berbahasa arab, kata-kata tersebut terdapat banyak.

lalu tentang jilbab itu asalnya dari timur,
tidak ada perayaan yang menggambarkan,
maria rambutnya di kepang 2 (adat barat)
yusuf rambutnya di sisir rapi,
tapi dalam perayaan kristen,
mereka selalu digambarkan dengan keluarga yang mengenakan jilbab.

pernyataan-pernyataan tersebut disampaikan oleh seorang pendeta,
pendeta lulusan mesir,
pendeta yang tidak mengetahui konsep peradaban,
konsep peradaban islam khususnya.

saya katakan ya,
jika itu adalah adat dari timur,
namun Islam tidak hanya mengadopsi sesuatu yang dari timur,
namun juga dari barat, seperti cara berperang,
pakaian perang, juga mengambil dari bangsa lain tentang ilmu kesehatan,
astronomi dan sebagainya,
bentuk masjid pun demikian.

mungkin secara lahir sama,
tapi secara konsep jelas berbeda,
karena dalam Islam, pembenaran itu adanya dari Quran dan Sunnah.

dalam Islam, konsep pengucapan salam pun di atur,
tidak seperti konsep pengucapan salam sebelum Islam,

ingat dalam sebuah peradaban Islam,
ada proses Islamisasi,
baik Islamisasi Ilmu dan Budaya Ilmu,
maupun Islamisasi yang lain,
sehingga tidak salah jika kami sebagai muslim,
menggunakan konsep Islam kami, bukan konsep Arabnya.
namun ini jangan diartikan dengan adanya Islam Arab, Islam Jawa,
bukan bukan demikian,
saya takut jika menggunakan istilah itu malah akan ada proses sekularisasi.
yang ada adalah budaya Arab, budaya Jawa dan budaya Islam. 

sebagai tambahan,
cara menyamakan antar agama yang saling berbeda adalah proses liberalisasi,
dan salah satu bentuk budaya Islam adalah toleransi,
kami diajarkan untuk toleransi, bukan untuk menyamakan ajaran agama.
Share:

0 komentar: