Membungkuk untuk Menghormati

Mari kita pelajari hadisnya lebih dalam bersama dengan analisanya, tentu analisa dari ahli Hadis dan ulama Fikih:
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ، ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ اﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣِﻨَّﺎ ﻳَﻠْﻘَﻰ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺃَﻭْ ﺻَﺪِﻳﻘَﻪُ ﺃﻳﻨﺤﻨﻲ ﻟَﻪُ؟ ﻗَﺎﻝَ: «ﻻَ»، ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﻓَﻴَﻠْﺘَﺰِﻣُﻪُ ﻭَﻳُﻘَﺒِّﻠُﻪُ؟ ﻗَﺎﻝَ: «ﻻَ»، ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﻓَﻴَﺄْﺧُﺬُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻭَﻳُﺼَﺎﻓِﺤُﻪُ؟ ﻗَﺎﻝَ: «ﻧَﻌَﻢْ»
Dari Anas bin Malik bahwa ada seseorang yang berkata: "Wahai Rasulullah, jika diantara kami bertemu dengan saudaranya atau kawannya apakah membungkuk?" Nabi menjawab: "Jangan!". Ia bertanya: "Apakah berdiri dan mencium?" Nabi menjawab: "Jangan!". Ia bertanya apakah bersalaman?" Nabi menjawab: "Ya" (HR Tirmidzi).
Dari hadis ini ulama Syafi'iyah tidak ada yang menghukumi syirik. Maksimal makruh dan ada sisi dibolehkan:
(ﻗَﻮْﻟُﻪُ: ﻭﺣﻨﻲ اﻟﻈَّﻬْﺮِ ﻣَﻜْﺮُﻭﻩٌ) ﻗَﺎﻝَ اﻟﺸَّﻴْﺦُ ﻋِﺰُّ اﻟﺪِّﻳﻦِ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ اﻟﺴَّﻼَﻡِ ﺗَﻨْﻜِﻴﺲُ اﻟﺮُّءُﻭﺱِ ﺇﻥْ اﻧْﺘَﻬَﻰ ﺇﻟَﻰ ﺣَﺪِّ اﻟﺮُّﻛُﻮﻉِ ﻓَﻼَ ﻳُﻔْﻌَﻞُ ﻛَﺎﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ﻋَﻦْ ﺣَﺪِّ اﻟﺮُّﻛُﻮﻉِ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻜْﺮِﻡُ ﻣِﻦْ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ
Membungkukkan punggung adalah makruh. Syekh Izzuddin bin Abdussalam berkata: "Merendahkan kepala jika sampai batas ruku' (lurus kepala, leher, pundak dan bokong) maka tidak boleh dilakukan, seperti sujud. Jika membungkuk tidak sampai batas ruku' maka tidak apa-apa bagi orang yang memuliakan kalangan Muslimin" (Syekh Syaubari, Hamisy Asna Al-Mathalib, 4/186)

Ma'ruf Khozin
(Aswaja Center NU Jatim)
Share:

0 komentar: