Sakit dan Kerinduan

Ketika bait mulai tertulis.
Atas rasa kerinduan yang kian mendalam.
Rindu akan kampung halaman.
Meski dirasa tak pantas diri menujunya.

Hanya sebatas angan dan terbayang.
Ketika sakit, dialah perantara kesembuhan.
Bukan tabib atau dokter.
Beliau sebatas seorang petani tua.

Namun kesembuhan itu hadir.
Bersama dengan belai lembut kasihnya.
Bersama keikhlasan.

Hanya ucap terimakasih yang ku punya.
Maaf kali ini anakmu masih dirantau.
Maaf kali ini tak bisa memadu rindu.
Aku akan segera pulang.
Share:

0 komentar: