Geomorfologi Kars dan Konservasi di Kab Wonogiri


Diterbitkan pada tahun 2005 oleh Puslitbang Geologi di Bandung.

Ditulis oleh Syaiful Bahri
Daerah kars pegunungan selatan yang disusun oleh batu gamping memiliki karakteristik sebagai pegunungan seribu (gunung sewu) merupakan salah satu fenomena alam yang perlu di kelola secara bijaksana agar dapat memberi manfaat optimal sebagai masyarakat dengan menjaga aspek kelestarian sumber daya dan lingkungannya.
Fenomena kars pegunungan sewu menempati ruang geomorfologi,geologi dan ekologis yang tidak mengenal batas administratif pemerintahan mulai dari jawa timur,jawa tengah sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta.Dengan demikian kebijakan pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam di daerah tersebut tidak biasa hanya di lakukan secara sepotong sepotong dalam wilayah administrasi akan tetapi perlu integrasi dan sinkronisasi kebijakan antar daerah.
Kekayaan sumber daya alam khususnya yang berkaitan dengan karakteristik geologi di daerah kars sangatlah beragam dan memiliki manfaat bagi pengembangan yang menyangkut berbagai sektor,seperti pertambangan dan air bawah tanah,kehutanan,pariwisata,keanekaragaman hayati yang spesifik dan masih banyak lagi.
Share:

Mozaik Harokah FPI: Kemana Arsip Pidato Tokoh Islam Saat Perumusan Das...

Kemana Arsip Pidato Tokoh Islam Saat Perumusan Dasar Negara?
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) mempertanyakan kemana dokumentasi pidato para tokoh Islam saat sidang BPUPKI digelar tahun 1945. Sebab, semua pidato tokoh-tokoh sekuler, seperti Soekarno, Muhammad Yamin dan Mr Soepomo, hingga saat ini ada di Arsip Nasional sementara pidato tokoh-tokoh Islam tidak ada.

"Kenapa, siapa yang menghilangkan, siapa yang menyembunyikan?. Apakah itu di tangan seseorang yang belum dikeluarkan atau sudah dimusnahkan?", tanya Habib Rizieq saat meluncurkan buku "Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah" di Istora, Senayan, Jakarta, Kamis sore (7/3/2013). Menurutnya, ketiadaan dokumentasi ini membuat generasi sekarang buta terhadap sejarah.

Habib Rizieq mempertanyakan soal ini saat membahas soal sila pertama dalam Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurutnya tidak benar bahwa sila tersebut adalah produk Bung Karno. Alasannya, sebelum Soekarno pidato dalam sidang BPUPKI itu, telah banyak tokoh yang berpidato, baik tokoh Islam maupun sekuler, yang semuanya mengusulkan dasar negara.

"Tapi sayang sejuta sayang, pidato tokoh-tokoh Islam sampai hari ini di Arsip Nasional tidak ada. Pidato Yamin ada, pidato Soepomo ada, pidato Soekarno ada. Kenapa pidato tokoh Islam tidak direkam, nggadicacat, ngga dimuat?. Padahal dalam notulen rapat harus ada," tanya Habib dengan nada tinggi.

Kenapa Tak Dicatat?


Habib Rizieq lantas mengurai pidato dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Saat itu Yamin dan Soepomo menawarkan lima dasar negara. Soepomo menyebut Pancadharma. Sedangkan Yamin mengusulkan nama Lima Dasar Negara, tidak menggunakan istilah Sansekerta. Dalam sidang ini Soekarno berpidato terakhir. Sehingga dimungkinkan dia hanya melakukan resume dari pidato-pidato sebelumnya.

Dalam usulannya, ternyata Bung Karno menempatkan sila Ketuhanan pada sila kelima. Bukan sila pertama. Sementara Yamin dan Soepomo menempatkan sila Ketuhanan pada peringkat ketiga.

"Tak ada tokoh sekuler yang menempatkan sila Ketuhanan pada sila pertama. Itu pun mereka hanya menyebut Ketuhanan. Tidak ada embel-embel syariat atau Yang Maha Esa. Hanya Ketuhanan," jelas Habib.

Lalu bagaimana sila Ketuhanan bisa menempati sila pertama dalam Pancasila?. Inilah pertanyaan selanjutnya. 

"Alhamdulillah, dalam sidang BPUPKI, Bung Karno,Yamin, Soepomo, tidak mampu berdebat dengan para ulama kita," kata Habib Rizieq.

Tokoh-tokoh Islam yang dimaksud Habib rizieq yang berada di BPUPKI yang kemudian menjadi Panitia Sembilan itu antara lain KH. Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir, Abikoesno Tjokrosoejoso dan H. Agus Salim.

"Empat orang ini jenius, pintar, dan  ahli diplomatik. Mereka berdebat di BPUPKI melawan Bung Karno, Hatta, Yamin yang sekuler. Tokoh sekuler itu tak ada yang menang, sampai deadlock. Akhirnya dibentuk Panitia Sembilan, mereka debat lagi dengan kelompok sekuler. Hasilnya Ketuhanan naik jadi sila pertama," jelasnya.

Habib mengungkapkan, dokumentasi inilah yang hendak dicari  di Arsip Nasional. Sebab patut diduga, sebelum Soekarno pidato, tokoh-tokoh Islam sudah menawarkan terlebih dahulu lima dasar negara dengan sila pertamanya adalah Ketuhanan.

"Ini tidak ada rekamannya di Arsip Nasional. Kenapa, kok yang mencatat pidato tokoh-tokoh Islam ngga ada?. Ini pertanyaan sejarah, berarti ada yang ngga beres," pungkasnya. 


Sumber : Suara-Islam.com
Share:

Untitle



lembaga dakwah kami tidak di pengaruhi oleh salah satu harokah pun,entah hizbut tahrir, tarbiyah, jamaah tabligh, ataupun yang lain,
dan kami tidak ingin lembaga dakwah kami hanya menjadi milik salah satu harokah pun,
lembaga kami bukan tempat untuk menunjukkan kekuasaan,
tapi berusaha untuk mempersatukan ummat.

begitupun saya,
saya juga bukan bagian dari salah satu harokah itu,
saya berjalan atas dasar yang saya tahu,
dan saya berjalan atas Quran dan Sunnah,
dan saya berjalan bukan untuk mencari kekuasaan,
tapi untuk amar ma'ruf nahi munkar.

dengan ini saksikan bahwa,
SAYA ADALAH MUSLIM,
saya telah mengatakan ini,
maka saksikanlah
Share:

Sa`ad bin Abi Waqqash (lelaki penghuni syurga)


REPUBLIKA.CO.ID, `Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah,'

Demikianlah Sa`ad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Sa’ad dan paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.

Sa’ad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW.  Dan beliau sangat bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi bersabda, “Ini adalah pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!”

Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Sa’ad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Sa’ad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.

Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Sa’ad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sa'ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Sa’ad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. “Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!” tegas Sa'ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sa’ad dalam ayat Al-Qur’an, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.

Kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, "Panahlah, wahai Sa’ad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu."

Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Ya Allah, kabulkanlah Sa’ad jika dia berdoa.”

Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Sa’ad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit, Sa’ad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar—perang kemenangan pertama untuk kaum Muslimin.

Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para syuhada
Share:

Temuan Endapan Mineral dan Batuan di Wonogiri


Daerah sebaran anomali geokimia sedimen sungai umumnya selalu bertepatan dengan lokasi sebaran alterasi batuan dan batuan termineralisasi. Hal ini bisa dilihat dari temuan tim Jepang sebanyak 16 daerah anomali di Jawa Timur kerap menempati zona ubahan yang cukup signifikan. Data yang diperoleh memberikan gambaran bahwa dari ketiga daerah anomali geokimia menunjukkan bahwa daerah anomali Wonogiri Barat merupakan daerah mineralisasi logam paling menarik, karena keterdapatannya telah diekploitasi oleh penambang setempat dalam koordinasi KUD. Endapan bahan galian logam emas ini temuan lama dan hingga saat ini masih aktif beroperasi.

Contoh batu termineralisasi menarik yang pernah diambil tim Jepang di anak Sungai Cangkol dengan kadar sebesar 21,15 gr/ton, di lapangan nampak berasal dari urat silisifikasi-argilik yang bagian dalamnya dari pinggiran kekar ada pervasive silika. Di tempat berdekatan juga ditemukan urat kuarsa halus kurang dari dua cm, barrent, telah diambil contoh. Perangkap mineralisasi umumnya berupa urat yang mengisi rekahan/kekar atau pola retakan yang diakibatkan adanya zona sesar sehingga sebarannya memanjang sepanjang kelurusan sesar, setempat berasosiasi dengan terdapatnya urat kuarsa dan indikasi sesar berupa slicken side.
Mineralisasi emas di Selogiri bercampur dengan mineral logam sulfida lainnya yaitu tembaga dan timah hitam, dari batuan termineralisasi terdapat kalkopirit yang karena leaching sebagian terubah jadi malahit, mengisi bidang pecah, galena dijumpai hanya sedikit berupa urat halus dalam kuarsa terkersikan, masing-masing tersingkap di S. Ketandan dan Kali Bralit, di sekitar kontak diorit-mikrodiorit.
Temuan adanya keterdapatan endapan mineral logam di Selogiri, diantaranya ditemukan adanya urat-urat termineralisasi. Pengamatan mikroskopik dari conto urat tersebut menunjukkan bahwa mineralisasi logam yang teridentifikasi adalah pirit, sfalerit, kalkopirit dan galena. Sebagian tampak telah teroksidasi menjadi oksida besi. Pirit, berbutir halus + 2 mm, bentuk subhedral-anhedral, sebagian berbentuk kubik, terdapat baik pada fragmen batuan maupun pada urat kuarsa, mengelompok maupun sebagai individu. Sebagian telah mengalami oksidasi menjadi oksida besi. Kalkopirit, berwarna kuning, tersebar tidak merata pada urat kuarsa, sebagian mengelompok bersama galena dan sfalerit. Sfalerit, berwarna abu-abu, berbutir halus, sughedral-anhedral, tersebar tidak merata dalam urat kuarsa.  Galena, berwarna putih, berbutir halus hingga + 2 mm, bentuk subhedral-anhedral, beberapa menunjukkan bentuk kubik, terdapat bersama pirit, kalkopirit dan sfalerit di dalam urat kuarsa. Adapun paragenesa dari mineralisasi logam tersebut diawali oleh pirit selanjutnya secara berurutan terjadi sfalerit, kalkopirit selanjutnya terbentuk galena dan terakhir oksida besi karena pelapukan.
Selain itu disebutkan pula bahwa bijih emas di lokasi Janglengan dominan didapat dalam urat sulfida/pirit masif, sedang urat kuarsa umumnya berkadar emas relatif rendah. Hal serupa juga terdapat di terowongan Geritan (Puri), terowongan/tunnel berarah N 290° E sejauh kurang lebih 35 m, belok ke arah N330°E sejauh 25 m, sehingga panjang total terowongan 60 m, di ujung terowongan persis menempati posisi urat yang berarah N160°E/68. Bijih yang diambil para penambang adalah urat sulfida (pirit masif), kuarsa sugary hanya terdapat dalam bidang gerus menempati bidang slicken side. Selanjutnya bijih ini oleh penambang diproses dengan cara digelundung menggunakan tenaga diesel di pinggiran pemukiman sehingga tidak mengakibatkan adanya pencemaran Hg pada aliran sungai yang airnya dikonsumsi masyarakat untuk berbagai keperluan.
Hasil analisis kimia unsur logam dari conto batuan terubahkan dan termineralisasi ini, menunjukkan kadar logam yang cukup menarik, dari 27 conto yang dianalisis 12 diantaranya mengandung kadar logam dasar lebih dari 1000 ppm dan 7 conto kadar emasnya lebih dari 2 gr/ton. Batuan termineralisasi yang bisa dijadikan sebagai indikasi keterdapatan endapan bahan galian logam ini, ditunjukkan oleh kandungan kadar Cu tertinggi sebesar 12.090 ppm, Pb = 84.794 ppm, Zn = 27.504 ppm dan Au sebesar 10.960 ppb.

Indikasi mineralisasi logam di Karangtengah, Punung Timur  ditunjukkan adanya konsentrasi sulfida dalam zona sesar dengan pengersikan dan urat kuarsa. Pengamatan mikroskopik dari conto tersebut menunjukkan bahwa mineralisasi logam yang teridentifikasi adalah pirit, kalkopirit, sfalerit, kovelit/kalkosit, sebagian telah teroksidasi menjadi oksida besi. Pirit, berbutir sangat halus hingga + 2 mm, granular dengan bentuk subhedral-anhedral, sebagian tampak dengan bentuk kubik. Tersebar sebagai individu maupun sebagai kelompok, sebagian tampak dalam massa kalkopirit.

Beberapa bagian telah mengalami oksidasi. Kalkopirit, berwarna kuning, berbutir halus, terdapat mengelompok sebagian menggantikan pirit, bentuk anhedral-subhedral, pada beberapa tempat tampak sfalerit terkungkung dalam kalkopirit. Kalkopirit telah mengalami ubahan menjadi kovelit/kalkosit pada beberapa spot. Kovelit/kalkosit berwarna biru/biru muda, bersifat anisotrop, menggantikan kalkopirit. Adapun paragenesa dari mineralisasi logam tersebut diawali oleh pirit selanjutnya secara berurutan terjadi sfalerit, kalkopirit selanjutnya terbentuk kovelit/kalkosit dan terakhir oksida besi karena pelapukan.

Hasil analisis kimia unsur logam dari conto batuan terubahkan dan termineralisasi ini, menunjukkan kadar logam yang cukup menarik, dari 12 conto yang dianalisis 4 diantaranya mengandung kadar logam dasar lebih dari 1.000 ppm dan 1 conto kadar emasnya lebih dari 5 gr/ton. Batuan termineralisasi yang bisa dijadikan sebagai indikasi keterdapatan endapan bahan galian logam ini, ditunjukkan oleh kandungan kadar Cu tertinggi sebesar 105.000 ppm, Pb = 75.912 ppm, Zn = 9.845 ppm dan Au sebesar 6.365 ppb.

   Selain itu indikasi adanya keterdapatan endapan bahan galian mineral logam di Karangtengah, Punung Timur  ditunjukkan adanya butiran emas dalam konsentrat dulang, dari hasil pengamatan mineralogi butir ditemukan beberapa mineral logam berat rombakan, seperti pada no. contoh   KT . 05/ 09/ P diidentifikasi ada butiran Emas, berwarna kuning metalik khas emas, bentuk batas tepi menyudut tumpul tak beraturan, permukaan halus, ukuran butir 1 MC (450 mikron). Mineral serupa juga terdapat pada contoh  : KT.05/ 06/ P, bentuk butir menyudut membulat padat berisi ukuran butir 100 mikron VFC. Selain itu ditemukan pula Pirit, berwarna kuning kecoklatan kilap metalik, kubik-menyudut tanggung. dan Kalkopirit, berwarna kuning kemerahan metalik, kubik-menyudut-membulat tanggung.

Di daerah anomali geokimia Kedung Wedi tanda adanya mineralisasi tidak dijumpai di sepanjang Kali Wates hanya ditemukan beberapa fragmen breksi gunungapi itu mengandung mineral pirit, sehingga bisa disimpulkan anomali di Kedung Wedi sebagai “False anomaly”. Demikian pula dari pengamatan mineralogi butir tidak dijumpai mineral berat menarik kecuali, magnetit, Hematit/ Oksida besi, berwarna coklat kehitaman, membulat tanggung.
Adanya anomali di Kedung Wedi, kemungkinan lain adalah pengaruh dari aliran sungai besar, karena lokasi pengambilan conto walaupun jauhnya dari muara lebih dari 50 meter, maka limbah banjir bisa masuk ke Kali Wates sehingga ada kontaminasi. lokasi penyontohan pada endapan aluvial yang relatif rata, atau mungkin juga pengaruh dari banyaknya permukiman sepanjang sungai, karena alirannya berpotongan dengan tiga kota kecamatan.
Anomali Kedung Wedi kemungkinan pengaruh mineralisasi emas di Desa Boto yang menempati daerah punggungan gunung mas letaknya di hulu Kali Wedi berjarak lebih dari 8 km di hulu Muara Kali Wates dengan koordinat 519692 mE, 9126530 mN. Adanya kegiatan disini mempunyai potensi untuk tersebarnya konsentrasi unsur Au di sepanjang sungai Kali Wedi, sehingga anomali di daerah Jatiroto bukan hal yang tidak mungkin berasal dari keterdapatan mineralisasi emas di Desa Boto. Salah satu terowongan/tunnel berarah N110°E-N125°E sepanjang kurang lebih 50 m, milik Sukran (Foto 12) sudah memotong urat kuarsa halus dengan arah N165°E, N195°E.
Indikasi adanya keterdapatan endapan mineral logam di Desa Boto, aliran S. Kali Wedi ditunjukkan adanya konsentrasi sulfida bersama urat-urat halus kuarsa dengan pengersikan. Pengamatan mikroskopik dari conto tersebut menunjukkan bahwa mineralisasi logam yang teridentifikasi adalah pirit, sfalerit, galena dan kalkopirit. Sebagian tampak telah teroksidasi menjadi oksida besi. Pirit, granular, subhedral-anhedral, terdapat tersebar, baik secara mengelompok maupun sebagai individu, terdapat baik pada fragmen maupun urat kuarsa. Sebagian telah teroksidasi menjadi oksida besi, tertanam di sekitar retakan. Pirit lebih dominan terdapat pada urat. Galena, berwarna putih, granular, subhedral-anhedral, terdapat dalam fragmen bersama sfalerit dan kalkopirit. Sfalerit, berwarna abu-abu, berbutir halus, granular. Terdapat bersama kalkopirit, galena dan fragmen batuan. Kalkopirit, berwarna kuning, berbutir halus, anhedral-subhedral, terdapat dalam fragmen.
Adapun paragenesa dari mineralisasi logam tersebut diawali oleh pirit selanjutnya secara berurutan terjadi sfalerit, kalkopirit selanjutnya terbentuk galena dan pirit berupa urat serta terakhir oksida besi karena pelapukan.
Hasil analisis kimia unsur logam dari conto batuan terubahkan dan termineralisasi yang berasal dari G. Mas desa Boto, Jatiroto, menunjukkan kadar logam yang cukup menarik, dari 2 conto yang dianalisis mengandung kadar Pb sebesar 2896 ppm dan kadar emasnya masing-masing 3010 dan 3820 ppb Au.

Share:

Geologi Daerah (Wonogiri) Anomali Kedung Wedi


Susunan litologi daerah anomali Kedung Wedi terdiri dari beberapa satuan batuan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 formasi batuan; yang terdiri atas : Satuan batuan gunungapi Lawu dan Formasi Nglanggran.
Sepanjang aliran sungai Kali Wates menempati morfologi lereng landai, dari muara Kali Wates di Jatiroto hingga ke Jatipurno di utara, sejauh kurang lebih 15 kilometer. Singkapan batuan sering ditemukan sepanjang aliran sungai dengan tingkat pelapukan beragam. Umumnya berupa endapan gunung api piroklastik terdiri atas tufa, tufalapili, tufalitik andesitik, breksi gunung api aglomeratan dengan ukuran fragmen berbagai ukuran, setempat-setempat bisa berukuran lebih dari 1 m, dalam fragmen umumnya mengandung gelas.  Bidang perlapisan tidak menunjukkan lapisan yang jelas kadang seperti horizontal, demikian pula dari komposisi fragmen selain andesit terdapat pula mikrodiorit dan dasitik.
Lintasan sungai dan punggungan di cabang Kali Wedi ke arah selatan umumnya pendek dan tidak berair dengan morfologi terjal singkapan hampir sepanjang lintasan. Batuan yang menempatinya berupa endapan gunungapi andesitik terdiri atas fragmen breksi yang berukuran rata-rata 35 cm dengan masa dasar tufa yang sebagian terubahkan berwarna kehijauan dari klorit, setempat-setempat mengandung pirit halus. Di lintasan punggungan terdapat serpihan silika amorf berupa kalsedon berwarna putih susu, kemungkinan berasal dari urat halus yang berkembang dalam batuan itu. Dalam sayatan tipis menunjukkan adanya gelas dan fragmen pumis dan mineral hornblende dalam masa dasar debu vulkanik. Satuan batuan ini dari peneliti terdahulu dikorelasikan dengan Formasi Nglanggran yang berumur Miosen Awal-Tengah.

Share:

Geologi Daerah (Wonogiri) Anomali Punung Timur


Susunan litologi daerah anomali Punung Timur terdiri dari beberapa satuan batuan yang dapat dikelompokan menjadi 4 formasi; Formasi Mandalika, Watupatok, Formasi Semilir dan Formasi Nampol.
Bagian utara daerah penyelidikan ditempati aliran S. Tiran, ditempati bervariasi batuan yang terdiri atas breksi gunungapi yang komposisi fragmen terdiri basal dan andesit, setempat terdapat sisipan dari andesit berupa retas yang arahnya hampir parallel N. 120° E, mengikuti arah umum struktur lapisan berupa sill. Ubahan mineral yang dijumpai adanya kloritisasi setempat – bersama pirit. Satu lokasi terdapat urat kuarsa. Nampaknya batuan ini Masa dasarnya sebagian telah terubah menjadi lempung-serisit. Karena endapan batuan gunungapi mengandung komponen basaltik, menurut hasil penyelidikan terdahulu menyebutnya sebagai Formasi Watupatok dan berhubungan secara lateral dengan Formasi Mandalika secara “interfingering”.
Aliran sungai anomali logam emas yang terletak di S. Kajura, ditempati bervariasi batuan yang sangat beragam, cabang aliran sungai yang mengarah ke utara ditempati batuan yang terdiri atas breksi gunungapi yang komposisi fragmen terdiri basal dan andesit yang merupakan lanjutan sebaran dari S. Tiran.
Cabang sungai yang mengalir ke arah timur terdiri atas andesit dan basaltic lava dan batuan piroklastik, umumnya massif tanpa pelapisan, setempat terdapat mikrodiorit sebagai retas lokal berupa apophisa. Endapan batuan ini disebut Formasi Mandalika. Ubahan mineral relatif menarik, karena banyak yang terpropilitkan dan terkersikkan bersama piritisasi setempat terdapat urat kalsit.
Aliran sungai yang mengarah ke selatan ditempati batuan yang terdiri atas tufa dan breksi tufa polimik mengandung batuapung, batupasir serta mudstone. Komposisi tufa breksi bisa bervariasi dari dasitik, andesitik hingga basaltic dengan pelapisan yang jelas.  Batuan telah mengalami ubahan sedang, ditandai dengan terdapatnya mineral sekunder, penyelidikan terdahulu menyebutnya sebagai Formasi Semilir. Satuan batuan ini menerus ke aliran sungai anomali logam Dengangu yang letaknya di selatan. Ubahan mineral relatif menarik, karena banyak yang terpropilitkan, kloritisasi dan terkersikan setempat-setempat bersama pirit. Pada aliran sungai yang kearah selatan terdapat batuan terobosan dasit kemungkinan sebagai retas. Pada aliran sungai bagian hilir ditempati batuan sedimen yang terdiri atas batufasir tufaan, batulanau dan konglomerat, berlapis baik dengan kemiringan umumnya tajam dari Formasi Nampol (Foto 3). Ubahan mineral kurang berkembang, hanya setempat terkloritisasi dan terkersikan bersama pirit limonitisasi.

Share:

Geologi Daerah (Wonogiri) Anomali Wonogiri Barat

Mengacu pada peta geologi yang telah ada susunan litologi daerah ini dapat dikelompokkan menjadi 3 formasi batuan; yang terdiri atas : Formasi Mandalika dan Semilir serta terobosan Diorit –Mikrodiorit.
Formasi Mandalika menyebar di hulu Sungai Geritan dan Geran serta di bagian bawah aliran Sungai Ketandan dan Bralit. Ubahan mineral umumnya sangat kuat sehingga sudah tidak nampak lagi tekstur dan komposisi mineral batuan asalnya, Posisi batuan ini diperkirakan berupa “roof pendant” di atas terobosan diorit.
Singkapan kecil dari interbeding tufa dan breksi tufa. Breksi tufa ukurannya dari sedang sampai halus umumnya polimik, sebagian dari singkapan menunjukkan seperti tufa felsik dan andesit terubah. tampak pengisian dalam masadasar oleh karbonat, plagioklas sebagai fenokris, bentuknya masih dapat dikenali, telah terubah menjadi lempung, serisit, karbonat Masadasar umumnya telah terubah menjadi lempung, serisit, klorit disertai dengan epidot.
Formasi Semilir terdiri atas batupasir selang seling batulanau, batulempung, endapan piroklastik sisipan batugamping. Dari lintasan sungai dan lintasan di punggungan batuan ini menyebar di hulu Sungai Ketandan dan Sungai Bralit. Singkapan satuan batuan ini tersebar setempat-setempat yang bergantian dengan singkapan diorit –mikrodiorit. Semakin ke hulu selingan batuan piroklastik makin bertambah dengan tebal beragam, setempat terpropilitkan dan piritisasi. Struktur pelapisan jelas umumnya mempunyai kemiringan lapisan tajam 70°-60°, sisipan batugamping berwarna abu keunguan tebalnya kurang lebih 40 cm, sebagian dari rongganya terdapat kristal kasit. Hubungan dengan formasi di bawahnya adalah selaras meskipun ada kecenderungan berubah secara berangsur.
Batuan Terobosan Diorit - Mikrodiorit
Di beberapa lintasan sungai dominan ditempati batuan terobosan diorit. Singkapan batuan ini terutama dijumpai di Gunung Tenong dengan kenampakan bentang alam berupa bukit kerucut terisolir, ciri diorit ini bertekstur porfiritik terdiri atas fenokris, plagioklas berukuran butir kasar hingga sedang, mengandung kuarsa dengan mineral mafik yang prosentase kandungannya beragam. Singkapan yang menarik terdapat di hulu S. Geran dan di Kali Bralit yang menunjukkan bahwa dalam zona kontak terjadi pengaruh yang jelas dari munculnya silika yang kuat, sebagian mengandung kuarsa dan serisit, pirit tersebar hampir merata baik di tubuh intrusi maupun batuan samping. juga berkembang urat-urat halus kuarsa. pola sebaran diorit di lapangan menunjukkan, bahwa tubuh batuan terobosan ini berbentuk seperti kubah berupa stok besar, menerobos satuan batuan tufa breksi gunung api andesitik dan batuan metasedimen, mungkin dapat dikorelasikan dengan Diorit Pendul berumur Pliosen.

sumber :
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=198&Itemid=235
Share:

Saya, Golongan Mana?

Masih banyak yang bingung tentang apa dan siapa saya. ketika masih ada yang bertanya, "Su, kamu itu sebenernya golongan yang mana? Fundamentalis, moderat  liberal atau malah teroris?" maka saya akan menjawab, "asyhadu bi ana Muslim, saksikan bahwa saya telah masuk Islam".

terlepas dari apa pandangan orang-orang tentang maksud kata- kata tersebut. jika di bilang fundamentalis itu yang berjenggot dan celananya cingkrang. sepertinya tidak cukup itu untuk mendeskripsikan fundamentalis. kita bercermin pada sejarah, dimana kata fundamentalis ini mulai dipakai ketika mulai munculnya beberapa perpecahan di kalangan nashrani. maka yang masih berpegang teguh kepada kitab adalah orang-orang fundamentalis. dimana saat itu pihak gereja belum menerima pengetahuan-pengetahuan baru yang berkembang dan di bawa oleh galileo cs.

jika bercermin dari pemahaman itu, di bawa dan di masukkan dalam islam, maka fundamentalis adalah yang masih selalu berpegang pada qur'an dan sunnah. jika memang demikian semoga saya adalah adalah bagian dari yang berpegang teguh pada qur'an dan sunnah.

jika yang dibilang dengan moderat itu adalah yang tidak "saklek" pada sebuah pemikiran. yang bisa menerima perbedaan, maka mari kita coba kembali ke sejarah lagi, dimana kata moderat itu digunakan. yaitu ketika orang-orang yang masih beragama nashrani namun mereka tidak terlalu saklek dengan pemikiran umum. dan mereka yang mengakui tentang konsep bumi yang bulat dan sebagainya. maka saya sebagai orang yang belajar di dunia ilmiah. mempelajari bumi dan isinya dengan konsep fisika dalam geofisika. maka saya tidak bisa berlepas diri bahwa saya adalah orang yang berfikir logis, yang tidak hanya berpegang pada perkataan seseorang namun akan membuktikan untuk sebuah keyakinan.

jika yang dibilang dengan liberal itu adalah orang yang berpikir bahwa semua agama adalah benar. semua agama mempunyai titik temu pada titik esoteris, meskipun berbeda beda dalam eksoteris. saya rasa saya bukan bagian dari mereka. tapi saya adalah orang yang berpikir bahwa setiap agama mempunyai kebenaran. dan kebenaran yang ada dalam agama selain islam itu hanya sebatas partial belaka. sedangkan kebenaran yang di jadikan titik acuan kebenaran semua agama itu adalah quran dan sunnah. jika setiap agama mengandung kebenaran. sehingga ada yang berkata "suhari itu tidak liberal dalam beragama namun liberal dalam berislam". bukan sifat suhari di bingungkan oleh harokah-harokah. karena saya islam sebelum berharokah, atau bahkan mungkin saya tidak berharokah.

kalo, teroris, ndak juga sih,, cinta damai men,,
kalau teroris kan main belakang, mending main depan, itu jelas jihad.

yang pasti, "SAYA ADALAH GOLONGANNYA NABI MUHAMMAD, HAROKAH SAYA ADALAH HAROKAH NABI MUHAMMAD, DAN PEMIMPIN SAYA ADALAH MUHAMMAD".


ASYHADU BI ANNA MUSLIM 



Share: