Soleboh | Pinangan Politik

Ketika pinangan politik mulai menunjukkan diri, Saya memilih jawaban seperti yang dikatakan Kiai Sahid ketika disuruh menjadi adipati atau punggawa di Kadipaten Nurwantoro saat itu. Kondisi semrawut yang terjadi di kadipaten membuat para Ulama prihatin, namun dalam keprihatinannya mereka juga tak mampu berbuat apa-apa. Masyarakat banyak yang memandang hanya Kiai Sahid yang mampu mengatasi kesemrawutan Kadipaten.
Kiai Sahid berkata,
"Sejak Kadipaten ini melakukan format ulang, saya sudah ditawari posisi untuk jadi punggawa, tapi saya tidak mau, karena teman-teman saya yang menggulingkan Gajah Kenongo dan melakukan format ulang ternyata hanya ingin menjadi Gajah-gajah korup yang baru. Dan sekarang saya diminta untuk mengatasi Gajah-gajah itu oleh masyarakat, bagaimana saya akan melakukannya wong para Adipati dan Punggawa semuanya Gajah. Lha kalo saya di suruh menjadi Adipati oleh masyarakat saya juga tidak mau, Kecuali Allah sendiri yang memerintahkan saya untuk jadi Adipati. Rakyat itu tidak bisa menjanjikan apa-apa, menjanjikan keamanan, menjanjikan kalau saya akan jadi adipati yang jujur, tentu tidak bisa. Tapi kalau Allah sendiri yang menyuruh saya menjadi Adipati, mau tidak mau, saya akan berangkat, karena Allah yang memnjamin keselamatan saya, Allah yang akan menjaga saya untuk tidak korupsi"
Lalu pinangan politik itu juga sampai kepada saya, saya mengatakan,
"Saya tidak benci Si A, Si B atau yang lain menjadi Demang, bukan saya tidak mau mendukung anda menjadi Demang dalam pemilihan nanti, tapi soal saya nanti memilih siapa yang akan menjadi Demang, saya belum dapat jawabanya dari Allah. Ya kalau masyarakat mau dapat pemimpin yang baik, terbaik dari lima itu, ya silakan istikharah. Tunggu jawaban dari Allah."
Saya juga tidak mau gembar-gembor pilih si A, atau si C, karena belum ada jawaban dari Allah, saya harus memilih siapa.
Share:

0 komentar: