Tadabbur Quran | Dubur | Tahi Raja Joseon

Beberapa waktu terakhir Mbah Nun sering mewantiwanti untuk senantiasa tadaburan dengan Quran, karena dalilnya jelas, kita disuruh tadabur bukan tafsir terhadap Quran. Dan Kiai Fuad, seorang dari sembilan orang yang diamanati sebagai Penjaga Bahasa Quran di dunia saat ini mengatakan bahwa tadabur itu berkaitan dengan kata dubur.
Sebagai bentuk tadabur terhadap kata "Tadabbur" itu sendiri adalah sesuatu yang keluar dari dubur Raja Joseon (sekarang Korea) yang sejaman dengan Panembahan Senopati. Para tabib istana selalu memperoleh kiriman tahi sang raja setiap kali sang raja mengeluarkan tahinya. Lalu keluaran dari dubur itu akan diidentifikasi untuk mengetahui kondisi badan sang raja.
Inti tadabbur adalah mementingkan apa keluaran kita sesudah memahami ayat, gejala, informasi, atau apapun, terlepas apa dan bagaimana metodologi-nya. Maksudnya adalah tadabur tidak seformal tafsir, dimana seorang mufasir harus memiliki kriteria ilmiah dan kriteria keilmuan. Tadabbur boleh dilakukan oleh siapapun untuk kebaikan, untuk mendapatkan manfaat dari Quran.
Tadabbur Quran adalah jebar-jebur, adus slulup ke kedalaman ayat-ayat Allah. Seseorang yang sedang bertadabbur adalah orang yang melakukan perenungan yang menyeluruh untuk mengetahui sebuah makna dari suatu ungkapan atau pengetahuan secara mendalam.
Share:

0 komentar: