Soleboh | Tak Ada Tempat Untuknya

Dalam Ringgit Purwa (Pewayangan), Keberadaan Ponokawan adalah hal yang menarik. Meski mereka bukan makhluk lintas waktu dan tempat sebagaimana Soleboh, namun mereka juga mempuyai perjalanan waktu yang cukup panjang. Mulai dari Jaman Ramayana hingga Mahabarata. Namun demikian martabat Ponokawan sebagai masyarakat yang "Meneb Atine" adalah lebih tinggi dibandingkan Soleboh yang sebenarnya hatinya sering bertarung dengan nafsunya.
Ponokawan mempunyai posisi penting dalam lakon pewayangan, mereka adalah merupakan bentuk penokohan masyarakat kecil dalam sebuah negara. Namun demikian mereka tetap dianggap ada oleh negara. Bahkan tidak jarang mereka dimintai pendapat, pertimbangan ketika terjadi permasalahan kenegaraan, tidak sebatas penonton dan pemberi suara voting.
Tak ubahnya Ponokawan, Soleboh dalam perjalanan hidupnya ketika berada di tahun 1400 sampai 1700 M, ia juga sebatas wong cilik. Sehingga namanya tidak tertulis dalam sejarah, dan memang ia tak tertarik untuk disejarahkan. Namun demikian ketika ia berjalan di Kademangan-Kademangan, ia dianggap ada dan berilmu sehingga sering ia dimintai pendapat, pertimbangan dan tenaganya juga. Namun demikian, di Kadipaten ia seolah tiada dan bukan siapa-siapa.
Share:

0 komentar: