Satu Peradaban | Manusia

Di dunia ini, ada dua kutub yang berseberangan,
Yakni, Adab dan Biadab, Peradaban dan Perbiadaban,
Namun demikian, Adab selalu memaklumi dan memahami Biadab
Bahkan Adab mau menutupi aib si Biadab,
Namun Biadab suka mengumbar berita buruk, menyebar fitnah,
dan tidak mau menutupi aib saudaranya,
dan Adab senantiasa sabar.
Peradaban hanya ada satu, Peradaban Manusia,
Tidak ada Peradaban Islam, Peradaban Hindu, Peradaban Eropa, Peradaban Mesir, Peradaban Babilon, melainkan itu adalah PERADABAN MANUSIA (Dr. Ahmad Badruddin Hassoun).
Dan peradaban senantiasa diperangi, dihalangi perkembangannyara,diri tanpa pengaruh peradaban manusia sebelumnya.
Dan peradaban senantiasa diperangi, dihalangi perkembangannya
Tentu oleh Perbiadaban,
Perbiadaban akan sentiasa ada hingga akhir zaman dan menjadi musuh Peradaban.
Semoga kita golongan yang beradab.
Share:

Soleboh | 1581

Suatu ketika Soleboh berlari menuju "Jurang Kasupen", bukan untuk berjuang mendaki jurang itu, melainkan hendak melompat dari atas tebing. Ia telah bersiap dengan kuda-kuda, kemudian dengan tangkas ia berlari. Mendekati jurang lalu ia memperlebar langkahnya dan melompat. Tapi ia tak tertarik untuk memamerkan aksinya, bahkan tidak mau mengganggu orang lain dengan teriakannya. Ia melompat dalam diam dan ketenangan serta kesadaran jasadiah dan batiniah.
Lompatan pertamanya membawanya bertemu dengan Wali Songo, dan ia juga menyempatkan diri bertemu dengan Sultan Fattah, Sultan Trenggono, Sultan Hadiwijaya, dan terakhir kepada Panembahan Senopati. Kemudian ia mendapatkan nasihat dari Sultan Fattah agar kembali melompat di jurang itu dan menitipkan salam untuk Sultan Al Fatih.
Ia pun melompat lagi, dan kali ini ia dipertemukan Allah dengan Sultan Sulaiman 1 yang tengah membangun masjid agung Sulaimaniyah. Sebenarnya ia ingin bertemu moyang Sultan Sulaiman, yaitu Sultan Mehmed 2, tapi waktu telah membawanya pergi kepada Ratu Elisabeth 1. Ketika itu ratu Elisabeth tengah membaca naskah-naskah William Shakespeare. di kesempatan yang langka ini pun Soleboh belajar penulisan naskah dan drama kepada Shakespeare.
Soleboh menyeberangi lautan dan bertemu dengan Raja Philip 2 yang kemudian mengajaknya ke sebuah pulau di utara Nusantara. Olehnya, pulau itu diberi nama Filipina untuk mengenang namanya. Tak mau berjalan jauh, ia menyeberang ke Jepang, yaitu masa-masa kekuasaan Oda Nobunaga, sang Legenda. Lalu ia menuju dataran panas China dan bertemu dengan Zhang Juzheng seorang Perdana Menteri dari Kaisar Wanli.
Kali ini Soleboh tak tertarik untuk berkenalan dengan sang penguasa, Wangli, dan ia tetap berjalan ke selatan dan bertemu Sultan Akbar, belajar sedikit mengenai Din Ilahi, dimana Sultan mengubah cara pandang masyarakat Hindu India dengan memasukkan pola pikir Islam.
Dan ini terjadi di tahun1581.
Share:

Soleboh | Shalat dengan Kiai Sahid

Ini adalah pertama kalinya Soleboh mengajakku Shalat Jamaah dengan imam Kiai Sahid. Setelah sholat, Kiai Sahid bersuara lantang, "Astaghfirullahal adhim, ......."
Jamaah pun mengikutinya hingga dzikir selesai, bahkan hingga Kiai Sahid membaca doa, mereka mengamini. Lalu mereka berdiri dan semuanya bersalaman.
Aku tidak berani meminta penjelasan langsung kepada Kiai Sahid. Aku bertanya kepada Soleboh, " Boh, ditempatku kuliah, aku tidak pernah melihat ada yang berdzikir sekeras itu, mengapa Kiai Sahid melakukan demikian?"
"Kau tahu, mereka ini tidak seperti di zamanmu, sekarang ini tidak ada sekolah, apalagi tempat kuliah. mereka ini tidak bisa membaca dan menulis aksara seperti kalian. Sehingga metode pengajaran bacaan dzikirnya secara talaqi. Lihat saja mereka, mereka sudah shalat bertahun-tahun, tapi bacaan dzikir yang dibaca bersama tiap hari saja belum hafal. Mungkin kalau dijamanmu, sudah pandai membaca aksara, sehingga bisa menghafal sendiri."
" Ah, kau ini Boh, dizaman mereka nanti, memang mereka pandai membaca aksara, tapi sedikit yang mau membaca, sedikit yang mau menambah wawasan, apalagi menuliskan ilmunya. yang mereka butuh adalah uang, karena uang, segala kau bisa dapat." Sahut Pono
"Uang memang penting, tapi tidak demikian penting sehingga kau menjual ilmu." tetiba Kiai Sahid muncul tepat di belakang Pono. "Pandailah mengendalikan uang, jangan sampai kau dikendalikan oleh uang". Dan seterusnya Kiai Sahid memberikan nasihat mengenai Fitnah Dunia, bahasan kami mengenai Dzikir Jahr pun terhenti sampai itu.
Share:

Mantiq ath Thair | Eagel View | Desa Tempurharjo

Terakhir ke Ponorogo, tidak lupa mampir ke toko kitab. Kemudian pemilik toko menawarkan sebuah kitab "Mantiq ath Thair" karya Attar. Sebuah kitab yang mengajarkan kepada kita tentang bagaimana melihat dengan berbagai sudut pandang, atau dengan sudut pandang yang luas seperti burung yang terbang dan melihat sesuatu.
"Ada sebuah kisah dalam kitab ini, yaitu kisah perjalanan 30 burung mencari keberadaan Seekor Burung Legenda Simorgh yang mampu menyelesaikan berbagai masalah. Sampai di Gunung Qaf tinggal satu burung yang sampai disana yaitu Baqa dan ternyata di Qaf, Legenda itu tidak ada. Akhirnya Baqa tinggal disana, dan Baqa itulah yang menjadi sang Legenda." Begitu kata Ust Ibrahim dalam Macapat Syafaat kemarin malam. Ya saya ceritakan ini, karena saya sendiri belum membeli kitab tersebut.
Desa Tempurharjo saat ini tengah mencari pemimpin baru, dimana ibarat semua warga adalah para burung, lalu beberapa perwakilan akan menjadi burung yang melalui perjalanan untuk menjadi sang Legenda itu sendiri, menjadi Kepala Desa Tempurharjo. Dan hanya satu yang akan menjadi.
Share:

Soleboh | Mustika tak Dicuri

Setelah mencari-cari keberadaan Mustika Asta Praja, ternyata selama ini ia tak hilang, melainkan ada seorang warga Kademangan yang dengan sengaja menginginkan Mustika itu tak lagi di Kademangan. Siapa warga itu, sumber pun tidak mengetahuinya.
Dengan nada marah, berlagak seorang intel, Soleboh berkata, "Kamu tahu Kademangan ramai, kacau, karena kehilangan Mustika ini.?"
Pemegang Mustika itu menjawab, "Tidak, aku tidak tahu, aku bukan warga Kademangan."
"Lalu darimana kamu memperoleh Mustika itu?"
"Aku tidak mencurinya"
"Aku tanya, kamu bagaimana memperolehnya?"
"AKU TIDAK MENCURI"
Dengan jengkel, Soleboh merubah pertanyaan, "Kamu dapat ini dari siapa?"
"Dari seorang pemuda Kademangan"
"SIAPA?"
"Tidak tahu."
"Bagaimana kamu tahu dia seorang warga Kademangan?"
"Yang jelas ia memakai baju yang hanya dimiliki pemuda Kademangan"
"Lalu mengapa kau masih menyimpannya"
"Sejak Mustika ini disini, Padukuhan terasa semakin aman dan tentram."
"Itulah sebab kami ingin mengambilnya kembali"
"Tidak bisa, anda disini hanya berdua, dan kami banyak warga Padukuhan disini"
"Kami ingin Kademangan kembali damai"
"Jika demikian bikin lagi Mustika yang baru, bukankah kamu pakarnya Tapa Brata, seharusnya kamu bisa bikin yang baru."
"Aku tidak yakin Mustika buatanku akan mampu bertuah."
"Carilah Wahyu Cakraningrat, dan semayamkan dewa dari Wahyu itu kedalam Mustika buatanmu, itu pesan sesepuh Padukuhan yang Waskita dan mengetahui masalah ini akan terjadi"
Share:

GPS Iman

Belajar dari mas Sabrang (Noe Letto) semalam,
Ketika kita sama sekali belum pernah ke suatu tempat, dan tidak tahu bagaimana tempat itu, ada GPS yang kita percaya. Kita yakini bahwa GPS akan menunjukan jalan menuju tempat itu. Entah bagaimana jalan itu, tapi kita yakini.
Yang namanya iman itu, kita tidak pernah mengetahui yang kita imani, tapi Al Quran dan Hadist itu menunjukan jalan menuju yang kita imani. Dan kita percaya itu. Kalaupun ada yang belum dapat kita pahami, ya imani saja dulu, seperti kamu percaya jalan yang kamu tanyakan ke GPS. Kalau ada yang kita belum faham itu adalah kasih sayang Allah sehingga kita belum faham, dan bukan berarti Qurannya salah.
Share:

Alam Nasyrah

Muhasabah
Sebelum tidur, coba sejenak kita baca Surah Alam Nasyrah. Kita tadaburi, apakah itu terjadi pada kita?
(1-4) Apakah hati kita pernah suntuk, lalu kita mendekat kepadaNya, dan kesuntukan itu hilang, meski masalah itu belum terselesaikan?
Setelah kesuntukan hilang, lalu kita menjadi tenang dan mampu berfikir lebih jernih. Lalu perlahan kita dapat mengurai masalah dan meninggalkan beban. Apa kau kira itu terjadi mengalir tanpa Ia bermain? Sekali-kali tidak.
(5-6) Al Usra itu dengan alif lam yang menunjukan suatu kepastian, adalah kepastian akan adanya masalah, adanya beban. Karena kehidupan adalah perjalanan dari masalah ke masalah.
Dan Yusra tanpa alif lam yang menunjukan suatu yang belum pasti, sehingga kita harus berikhtiar dan meng-ijtihad-i hidupmu. Memilih jalan-jalan, metode-metode untuk mengurai bebanmu. Ikhtiar kita akan menjadi jalan kapada Yusra jika kau mau mendekat padaNya. Coba kau ingat Albaqarah 186.
(7-8) Maka sekali lagi tugas kita adalah berikhtiar dengan kesungguhan dan berharap pada kekuasaanNya.
Share:

Soleboh | Oda Nobunaga

Beberapa waktu yang lalu aku ditawari Eyang Agung Nugraha film Oda Nobunaga yang baru. Lalu aku jadi teringat perjalananku dengan Soleboh di era akhir abad 16.
Oda Nobunaga meninggal pada 1584. Itu adalah waktu dimana Kanjeng Ratu Kidul mulai menggoda Panembahan Senopati. Dan Panembahan Senopati tergoda oleh rayu Kanjeng Ratu untuk kebesaran Keraton Mataram yang saat ini adalah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dan akhirnya Panembahan Senopati mendapatkan gelarnya dan kemerdekaan keraton Pada 1587.
Saat itu, Soleboh bercelatu, "Aku telah berkali-kali bertemu dengan Ratu Kidul, mulai dia menggodaku dengan pamer belahan dada ketika ia memakai kemben, hingga ia menggodaku dengan menjadi gadis berkerudung besar sehingga ku panggil Hajjah Ratu Kidul. Tapi aku tak bertekuk lutut menyerah padanya. Mungkin itu sebabnya ia masih mengejarku.
Share:

Soleboh | Gojek dengan Nyi Kidul

Setelah ditinggalkan Hajjah Ratu Kidul dalam keadaan marah beberapa tahun lamanya, Soleboh dalam perjalanannya ke Kademangan ditemui lagi oleh Kanjeng Ratu Kidul. Masih dalam kondisi marahnya, Kanjeng Ratu membuat siasat untuk "nggarapi" Soleboh.
Dengan teriakan yang memekakan telinga, Kanjeng Ratu berkata, "So...le...bo..h, kamu ingin merendahkan pamorku di masyarakat Jawa ya. Awas, akan ku rasuki tubuhmu."
Lalu ia menghilang menjadi kabut, dan menuju Soleboh. Dengan panik Soleboh berlari. Aku yang tak punya urusan dengan Kanjeng Ratu memilih duduk dan melihat. Kejar-kejaran pun terjadi. Seperti balon yang dilepas talinya, asap Kanjeng Ratu bergerak acak, kadang menabrak ranting, katak, bahkan hampir mengenaiku. Entah apa yang terjadi jika Kanjeng Ratu menabrak kodok dan terperangkap merasuki kodok itu.
Ditengah lamunanku membayangkan Kanjeng Ratu Kidul dalam kodok, kulihat Soleboh sudah berdiri disampingku. lalu dia berkata,
"Kenapa aku lari ya." sambil terengah-engah.
Kulihat sap Kanjeng Ratu pun telah lemah pergerakannya, seperti balon karet kehabisan udara.
"Ah aku tak mau lari lagi, ayo kita pergi, mumpung Hajjah Ratu sedang kelelahan"
Aku dan Soleboh lalu berjalan meninggalkan Kanjeng Ratu. Ternyata, Kanjeng Ratu juga bisa kelelahan.
"Kok Kanjeng Ratu kelelahan?" Tanyaku pada Soleboh.
"Namanya juga Jin, tenaga buat menampakkan diri saja sudah banyak yang terpakai, terus berubah jadi asap, lari-lari lagi, tentu tenaganya akan banyak terpakai. Toh jin tidak sesempurna kita"
Tetiba Kanjeng Ratu Sudah di depan Mata, Soleboh kaget, lalu lari, dan kejar-kejaran lagi. Dan aku duduk melihat lagi.
Share:

Soleboh | Pertama Bertemu

Perkenalanku dengan Soleboh terjadi ketika aku hampir lulus SMP. Aku diperkenalkan oleh Pak Jack Jaka Santosa dengan makhluk yang bernama Soleboh. Seorang abdi Kadipaten Nurwantoro di tahun 1000an Masehi. Aku tak tahu bagaimana ia menyusuri waktu hingga mampu menembus dimensi millenium 2000 dan berjumpa denganku. Dan setelah pertemuan itu, aku belum lagi bertemu dengannya.
Hingga akhir-akhir masa kuliahku ia mulai menghantui mimpiku. Ia mengajakku bermain ke masa silam dimana Indonesia belum terlahir, dimana Nusantara masih bersekat dalam kerajaan. Dan bahkan aku tidak paham dengan caranya membawaku ke masa silam. Tapi itu yang terjadi. Dan aku tidak banyak bercerita kepada teman-temanku karena aku tak mau ditertawakan atas pertemuanku dengan Soleboh.
Pun jika aku bercerita, aku hanya akan dianggap sebagai si Aneh. Atau mungkin sebagai tukang khayal, sehingga ada orang yang mampu bermain dalam dimensi waktu. Namun terlepas dari olok-olok mereka, inilah yang terjadi. Dan terlepas dari cara Soleboh membawaku, tapi inilah jalan Tuhan. Ketika ia mengijinkan sesuatu, maka itu terjadi. Seperti yang dikatakan Si Kuma, "Kalau Allah menakdirkan Lailatul Qadr itu terjadi di siang hari, Lha sak karepe Allah, meskio itu gak masuk nalarmu"
Share:

Soleboh | Kembali ke Kademangan 2

Setelah hadirnya utusan itu, Soleboh istirahat dari perjalananya mencari remah-remah sejarah orang Jawa ke Kadipaten lain dan Negeri lain. Ia putuskan kembali ke Kademangan. Setidaknya di Kademangan nanti ia bisa bersama para sesepuh untuk mencoba mencari tahu resep sejarah "Historiografi" atau sebatas resep "Legenda", pikirnya.
Lalu Soleboh menganjakku bergegas untuk segera kembali ke Kademangan. Kami berjalan kembali, tapi tak kulihat ada tatap kecewa dalam diri Soleboh sebab belum mendapat rempah apapun dan sudah kembali. Begitu ikhlas kulihat Soleboh mengikuti alur taqdir Tuhan.
"Nak Soleboh" Sapa seorang tua yang tiba-tiba. Aku sangat kaget akan kehadirannya. Tapi aneh, mungkin karena ketenangan hati Soleboh. Sama sekali tidak kulihat kekagetan dalam diri Soleboh.
"Kula Kiai" Jawab Soleboh.
"Bersegeralah kamu mendapatkan atau membuat Mustika Asta Praja. Atau Kademangan akan semakin kacau. Akan ku bantu kau dalam doaku dan akan kubantu dengan Ajian Sepi Angin agar langkahmu semakin cepat. Segeralah Nak Soleboh."
"Sendika Dhawuh Kiai"
Dan seketika tak kulihat lagi sosok itu.
Share: