Soleboh | 1581

Suatu ketika Soleboh berlari menuju "Jurang Kasupen", bukan untuk berjuang mendaki jurang itu, melainkan hendak melompat dari atas tebing. Ia telah bersiap dengan kuda-kuda, kemudian dengan tangkas ia berlari. Mendekati jurang lalu ia memperlebar langkahnya dan melompat. Tapi ia tak tertarik untuk memamerkan aksinya, bahkan tidak mau mengganggu orang lain dengan teriakannya. Ia melompat dalam diam dan ketenangan serta kesadaran jasadiah dan batiniah.
Lompatan pertamanya membawanya bertemu dengan Wali Songo, dan ia juga menyempatkan diri bertemu dengan Sultan Fattah, Sultan Trenggono, Sultan Hadiwijaya, dan terakhir kepada Panembahan Senopati. Kemudian ia mendapatkan nasihat dari Sultan Fattah agar kembali melompat di jurang itu dan menitipkan salam untuk Sultan Al Fatih.
Ia pun melompat lagi, dan kali ini ia dipertemukan Allah dengan Sultan Sulaiman 1 yang tengah membangun masjid agung Sulaimaniyah. Sebenarnya ia ingin bertemu moyang Sultan Sulaiman, yaitu Sultan Mehmed 2, tapi waktu telah membawanya pergi kepada Ratu Elisabeth 1. Ketika itu ratu Elisabeth tengah membaca naskah-naskah William Shakespeare. di kesempatan yang langka ini pun Soleboh belajar penulisan naskah dan drama kepada Shakespeare.
Soleboh menyeberangi lautan dan bertemu dengan Raja Philip 2 yang kemudian mengajaknya ke sebuah pulau di utara Nusantara. Olehnya, pulau itu diberi nama Filipina untuk mengenang namanya. Tak mau berjalan jauh, ia menyeberang ke Jepang, yaitu masa-masa kekuasaan Oda Nobunaga, sang Legenda. Lalu ia menuju dataran panas China dan bertemu dengan Zhang Juzheng seorang Perdana Menteri dari Kaisar Wanli.
Kali ini Soleboh tak tertarik untuk berkenalan dengan sang penguasa, Wangli, dan ia tetap berjalan ke selatan dan bertemu Sultan Akbar, belajar sedikit mengenai Din Ilahi, dimana Sultan mengubah cara pandang masyarakat Hindu India dengan memasukkan pola pikir Islam.
Dan ini terjadi di tahun1581.
Share:

0 komentar: