Menghafal Lalu Membaca

Menjadi seorang guru ngaji adalah sesuatu yang lebih.
Merupakan profesi mulia.
Semoga Allah memberikan barokahNya kepada mereka yang pernah menjadi guru ngaji saya.

Aku baru mengetahui bahwa mereka generasi awal ummat ini.
Dididik untuk menghafal sejak kecil.
Bahkan semenjak mereka belum bisa membaca kitab suci ini.

Mari kita lihat sesiapa mereka. 
Lihatlah para penghafal Al-Qur'an di usia yang muda (sumber):
1. Imam Syafi'i (150 H-204H) . Hafal Al-Quran ketika usia 7 tahun.
2. Imam Ath-Thabari ( 224 H – 310 H), ahli tafsir . Hafal Al-Quran usia 7 tahun . Usia 8 tahun menjadi imam solat. Menulis hadits usia 9 tahun.
3. Ibnu Qudamah ( 541 H – 620 H). Hafal Al-Quran usia 10 tahun.
4. Ibnu Sina ( 370 H- 428 H), Hafal Al-Quran umur 5 tahun.
5. Imam Nawawi. Hafal Al-Quran sebelum baligh.
6. Imam Ahmad bin Hanbal . Hafal Al-Quran sejak kecil.
7. Ibnu Khaldun ( 732 H- 808 H). Hafal Al-Quran usia 7 tahun.
8. Imam As-Suyuthi (w: 911 H), hafal Al-Qur'an sebelum umur 8 tahun, umur 15 tahun hafal kitab al-Umdah, Minhaj al-Fiqh wa al-Ushul, Alfiyah Ibn Malik.
9. Umar bin Abdul Aziz, hafal al-Qur'an ketika masih kecil.
10. Ibnu Hajar Al-Atsqalani (w: 852 H) hafal Al-Qur'an ketika berusia 9 tahun.
11. Jamaluddin Al-Mizzi (w: 742 H), hafal al-Qur'an ketika kecil

Dengan ini, aku ucapkan terima kasih pada guruku saat itu,
Pak Lek, Ust. Damiri, yang mensyaratkan kepada kami,
Untuk hafal juz 30, sehingga kami diijinkan untuk belajar membaca iqra.

Bukan berarti menghafal di usia setelah usia ini sulit.
Tapi agaknya terlambat jika menunggu bisa membaca untuk menghafal.
Meski asabiqunal awalun merupakan bukti,
Menghafal Quran adalah bisa.

Share:

Pelepasan SMP | Lagu ' Wiwit Aku Isih Bayi'

Waktu itu aku adalah soleboh yang sinting,
untuk mengadakan pentas dalam perpisahan waktu itu,
ada ragam penampilan saat itu,
hingga mereka, orang tua kami banyak yang tersentuh oleh lagu dan geguritan.
ini adalah lagu yang diajarkan beliau Pak Jack Jaka Santosa kepada kami.

"wiwit aku isih bayi
wong tuwa sing ngopeni
nganti tumeka saiki
katon nggone gemati
mangkat sekolah disangoni
sandang pangan wis mesti
mula aku wajib bekti
mbangun turut ngajeni."
nada: kulihat ibu pertiwi
Share:

Airmata Kesombongan

Aku mencoba merenung kembali malam ini.
Bukan kerana kegundahan hati.
Namun kerana keringnya airmata ini.

Aku mencoba bertanya pada diri.
Hingga pada saudara saudari.
Mengapa mereka dengan mudah mengadu, menangis, dan mendekatkan diri.

Tak ada puas jawaban menghampiri.
Hingga aku merenung tadi.
Ketika sujud ku akhiri.

Panasnya kesombongan yang tak disadari.
Mengeringkan mengeringkan telaga mata ini.
Hingga ia tak mampu mengalirkan barang setitik.

Bahkan kesombongan dihadapan Rabbmu.
Adalah sebentuk api yang membakar jiwamu.
Maka, padamkan dengan wudhu.

Benar jika tilawahmu akan melunakkan jiwa.
Namun tilawahmu belumlah sampai padanya.
Maka hanya tambahlah tilawah, puasa, dzikir dan doa.

Bukankah telah sampai padamu,
Kisah Hajjaj bin Yusuf.
Cobalah kau lihat kisahnya
http://kisahmuslim.com/alquran-melunakkan-hati-yang-keras/
Share:

Bumi yang Hidup | Bumi yang Bergerak


Terlepas dari tori-tori tentang pembentukan bumi yang telah saya pelajari.
Yang mengatakan bahwa bumi berasal dari ini itu
Tapi sementara aku menduga bahwa bumi yang dulu mati ini dengan air yang didatangkan oleh Allah,
Sebagai referensi, ini link ayat-ayatnya
Lalu Allah menghamparkannya sehingga terbentuk lempeng-lempeng yang bergerak.
Saya masih ingat pernyataan dosen saya dulu, bumi yang hidup adalah bumi yang bergerak dan beraktivitas.
sehingga aktivitasnya sedemikian rupa sehingga terjadi banyak perubahan dimuka bumi ini.
agar seimbang lalu Allah mengutus gunung-gunung sebagai pasak.
Layaknya papan yang awalnya bergerak bebas diatas Sol.
Kemudian dipaku sehingga meminimalisir pergerakannya.
begitupula lempeng-lempeng ini.
dengan demikian urutannya adalah, bumi mati, bumi hidup, bergerak, dipaku.
Wallahu A'lam.
"Begitu Allah usai menciptakan bumi, bumi itu bergoyang-goyang (terjadi pergerakan lempeng random), maka Allah segera menciptakan gunung-gunung dan berfirman kepada gunung-gunung tersebut, 'Jadilah dan menetaplah di atasnya', lalu bumi menjadi tenang" diriwayatka At Tirmidzi dalam Sunannya.
Intinya keberadaan gunung itu meminimalisir pergerakan lempeng.
baca juga :79:32-33, 13:3, 15:19, 16:15, 21:31, 27:61, 31:10, 41:10, 50:10, 77:27.
Inna Allah 'alaa kulli syai'.
Share:

Refleksi Sumpah Pemuda | Bahasa yang Satu

Mungkin sahabat masih ingat dengan isi sumpah pemuda. Ada tiga hal pokok yang menjadi bahan sumpah ini. Berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air satu. Dalam hal ini saya sebatas membahas mengenai berbahasa satu, Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia beberapa waktu diteriakkan akan menjadi bahasa pemersatu di ASEAN. Dengan alasan sebagian besar bahasa yang digunakan di wilayah ASEAN adalah bahasa Melayu. Mengapa Bahasa Indonesia yang diteriakkan akan menjadi bahasa ASEAN, bukan Bahasa Melayu.

Sedangkan di Indonesia sendiri, bahasa ini seoalah menjadi tamu di negeri sendiri. Bagaimana tidak, ketika anak-anak lebih senang untuk berdialog dengan sesamanya dengan bahasa melayu. Bukan salah  anak-anak dalam belajar, namun interaksi mereka dengan televisilah yang menyebabkan mereka fasih dengan Bahasa Melayu, fasih dengan  Bahasa Indonesia,  tapi lupa dengan bahasa induknya. Televisi Indonesia lebih bangga menampilkan kartun dari negeri tetangga dibanding dengan kartun produksi sendiri. Padahal kartun-kartun buatan Indonesia tidak kalah baik dengan buatan negeri tetangga. Bahkan ada yang bilang bahwa di balik layar film-film melayu tersebut juga orang Indonesia yang tidak laku menawarkan filmnya di TV Indonesia, sedangkan kartun mereka di terima di TV tetangga.

Lalu, sering kita teriak jadiah tuan rumah di negerimu sendiri. Tapi jika kita menerima tamu dari negeri tetangga semua berlomba untuk ikut menggunakan bahasa tamu. Mengapa tidak menempatkan seseorang sebagai penerjemah dan kita tetap menggunakan bahasa kita sekaligus mengenalkan bahasa kita.

Terakhir, kita bangga dengan bahasa nasional ini, Bukan berarti kita lupa dengan khasanah negara kita dengan ratusan bahasa induk kita. Dalam kasus ini sering kita dapati masyarakat yang kini lupa atau sekarang kesusahan menggunakan bahasa daerahnya dengan baik dan benar. Dengan demikian aku ingin berteriak kembali.
"AKU BANGGA INDONESIA"
"AKU CINTA INDONESIA"
"JADILAH TUAN RUMAH DI NEGERIMU SENDIRI"




Share:

Membentuk Pola Bukan Mengikut Pola

Terkadang aku iri dengan yang mereka lakukan.
Namun aku takut kedengkian akan berujung pada dosa.
Hingga aku memilih.
Untuk menetapi pola ini.

Pola yang memang tak berdasar.
Namun aku memilih untuk membuatnya berdasar.

Aku merajut benang benang absurd.
Menjadi pola tersendiri yang aku maknai.
Dan tak pernah dalam angan untuk memaksa.
Agar orang lain faham dengan pola ini.

Aku memilih untuk bertahan.
Meski yang lain cukup dikenal dengan pola orang lain.
Aku memilih bertahan untuk menjaga polaku.
Biarlah ia berdiri sendiri.
Karena aku yakin pola-pola kecil ini.
Suatu saat akan tergabung dalam pola besar.

Biar benang ini tetap terajut,
Dalam ke-absurd-an.
Dalam kerancuan imaji.

Dan aku bertahan dengan pola yang kecil ini.
Berusaha bersanding dengan pola besar.
Yang kini mereka punya.



Share:

Sakit dan Kerinduan

Ketika bait mulai tertulis.
Atas rasa kerinduan yang kian mendalam.
Rindu akan kampung halaman.
Meski dirasa tak pantas diri menujunya.

Hanya sebatas angan dan terbayang.
Ketika sakit, dialah perantara kesembuhan.
Bukan tabib atau dokter.
Beliau sebatas seorang petani tua.

Namun kesembuhan itu hadir.
Bersama dengan belai lembut kasihnya.
Bersama keikhlasan.

Hanya ucap terimakasih yang ku punya.
Maaf kali ini anakmu masih dirantau.
Maaf kali ini tak bisa memadu rindu.
Aku akan segera pulang.
Share:

Menyia Waktu

Setiap jiwa bernyawa,
Mendapat waktu yang berbeda,
Terkadang waktu itu habis ketika belia,
Namun pula ia dapat habis dikala senja.

Namun harus diakui,
Setiap jiwa bernyawa,
Mendapat waktu yang sama,
Dalam setiap harinya.

Duabelas jam di siang,
Dan duabelas jam di malam,
Kesemua mendapatkannya,
Menurut keadilanNya.

Kita diberi kehendak olehNya,
Tuk menggarap waktu kita,
sebagai ladang amal,
dengan sebaik-baiknya.

Namun terkadang kita tak sengaja,
Atau bahkan mungkin kita sengaja,
Merusak jatah waktu kita,
Dengan keburukan dan kerusakan.

Dan aku punya keyakinan,
Ketika kita merusak diwaktu pagi,
Maka kita akan mendapatkan sore yang rusak,
Begitu pula hubungan siang dan malam.

Bukan karena kita salah mengatur waktu,
Setelah kita merusaknya,
Ia akan menghasil waktu lanjut yang rusak,
Meski waktu rusak ini tak pernah direncana.

Waktu rusak ini dapat terwujud,
Semisal pekerjaan yang tidak maksimal,
Atau kita tertinggal kewajiban-kewajiban,
Atau kita kehilangan yang hampir kita dapat.

Itulah perlunya,
Kita memaksimalkan waktu,
Semua waktu kita,
Pagi, Siang, Sore, dan Malam.

Semoga kita bukan termasuk golongan Merugi.
Wallahu a'lam bi shawab.
Share:

Menuju Akhir Hari | Menuju Akhir Memori

Senja menemaniku hingga detik ini.
Aku begitu lelah dengan hari ini.
Aku menanti malam tiba.
Menanti sebuah ketenangan.
Aku tahu dia hanya diam.
Tapi dalam diamnya.
Dia selalu berbisik.
Mengajakku melepas penat.

Dengki membuatku muak.
Dia menghancurkan hariku.
Membuatku hilang arah.
Tanpa kendali.
Hingga dalam penat.
Tak kujumpa Cinta.
Tertutup akan Dengki.
Yang tak mungkin berbagi.

Dan Aku.
Aku masih menunggu malam.
Untuk menghapus memori.
Benci.
Dengki.
Hasad.
Gelisah.
Ragu.
Dan Kebimbangan.
Yang kudapat hari ini.

Detik tak mau berjalan lebih.
Waktu tak bercepat berubah.
Aku hampir bosan.
Hanya menatap awan.
Yang kian memerah.
Matahari enggan meredup.

Malam tak kunjung datang.
Seolah ia tak mau menghampiri.
Seolah ia tak mau mengakhiri  penat ini.
Seperti coretan ini.
Yang harus kupaksa berhenti.
Karena tiada terakhiri.



Share:

Raihan dan Hilang

Dan ketika aku mendapatkan yang ku cari di akhir syawal.
aku kehilangan sesuatu yang lain.
Seperti MOR yang memunculkan batuan baru.
sedangkan di tempat lain ia tenggelam.

Tapi aku mencoba untuk yang berbeda.
mencoba untuk tidak kehilangan yang lama.
dan mencoba memunculkan yang baru.

Aku yakin ini bisa.
karena para pendahulu telah memulainya.
dan mereka berhasil melakukannya.

Istiqamah itu seperti jarak.
Kecepatan boleh tetap.
tapi jarak tetap bertambah.

Aku ingin jarak ini terjaga.
aku ingin yang kucari kudapat.
aku ingin
yang kudapat kujaga
Share:

Pesan Hadratusy Syaikh | Etika Pelajar

KH. Hasyim Asy'ariTebuireng.org – Dalam Kitab-nya Adabul ‘Alim wal Muta’allim, KH. M. Hasyim Asy’ari merangkum etika-etika santri atau pelajar sebagaimana berikut:
Pertama, seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.
Hal itu dimaksudkan agar hati mudah untuk mendapatkan ilmu, menghafalkannya, mengetahui permasalahan-permasalahan yang rumit dan memahaminya.
Kedua, hendaknya memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat, dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.
Ketiga, hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan “menunda-nunda” dan “berangan-angan panjang”, sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan. Seorang santri hendaknya memutus sebisanya urusan-urusan yang menyibukkan dan menghalang-halangi sempurnanya belajar dan kuatnya kesungguhan dan keseriusan menghasilkan ilmu, karena semua itu merupakan faktor-faktor penghalang mencari ilmu.
Keempat, menerima sandang pangan apa adanya sebab kesabaran akan ke-serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah hikmah yang terpancar dari sumbernya.
Imam As-Syafi’i Ra berkata, tidak akan bahagia orang yang mencari ilmu disertai tinggi hati dan kemewahan hidup. Tetapi yang berbahagia adalah orang yang mencari ilmu disertai rendah hati, kesulitan hidup dan khidmah pada ulama.
Kelima, pandai membagi waktu dan memanfaatkan sisa umur yang paling berharga itu. Waktu yang paling baik untuk hafalan adalah waktu sahur, untuk pendalaman pagi buta, untuk menulis tengah hari, dan untuk belajar dan mengulangi pelajaran waktu malam. Sedangkan tempat yang paling baik untuk menghafal adalah kamar dan tempat-tempat yang jauh dari gangguan. Tidak baik melakukan hafalan di depan tanaman, tumbuhan, sungai dan tempat yang ramai.
Keenam, makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar. Di antara manfaat makan sedikit adalah badan sehat dan tercegah dari penyakit yang di akibatkan oleh banyak makan dan minum, seperti ungkapan syair yang artinya:
“Sesungguhnya penyakit yang paling banyak engkau ketahui berasal dari makanan atau minuman.”
Hati dikatakan sehat bila bersih dari kesewenang-wenangan dan kesombongan. Dan tidak seorangpun dari para wali, imam dan ulama pilihan memiliki sifat atau disifati atau dipuji dengan banyak makannya. Yang dipuji banyak makannya adalah binatang yang tidak memiliki akal dan hanya dipersiapkan untuk kerja.
Ketujuh, bersikap wara’ (mejauhi perkara yang syubhat ‘tidak jelas ‘ halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal. Memilih barang yang halal seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan semua kebutuhan hidup supaya hatinya terang, dan mudah menerima cahaya ilmu dan kemanfaatannya. Hendaknya seorang santri menggunakan hukum-hukum keringanan (rukhsoh)pada tempatnya, yaitu ketika ada kebutuhan dan sebab yang memperbolehkan. Sesungguhnya Allah senang bila hukum rukhsohnya dilakukan, seperti senangnya Allah bila hukum ‘azimahnya(hukum sebelum muncul ada sebab rukhsoh) dikerjakan.
Kedelapan, meminimalisir penggunaan makanan yang menjadi penyebab bebalnya otak dan lemahnya panca indera seperti buah apel yang asam, buncis dan cuka. Begitu juga dengan makanan yang dapat memperbanyak dahak (balgham) yang memperlambat kinerja otak dan memperberat tubuh seperti susu dan ikan yang berlebihan. Hendaknya seorang santri menjauhi hal-hal yang menyebabkan lupa seperti makan makanan sisa tikus, membaca tulisan di nisan kuburan, masuk di antara dua unta yang beriringan dan membuang kutu hidup-hidup.
Kesembilan, meminimalisir tidur selama tidak berefek bahaya pada kondisi tubuh dan kecerdasaan otak. Tidak menambah jam tidur dalam sehari semalam lebih dari delapan jam. Boleh kurang dari itu, asalkan kondisi tubuh cukup kuat. Tidak masalah mengistirahatkan tubuh, hati, pikiran dan mata bila telah capek dan terasa lemah dengan pergi bersenang-senang ke tempat-tempat rekreasi sekiranya dengan itu kondisi diri dapat kembali (fresh).
Kesepuluh, meninggalkan pergaulan karena hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya di lakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan lain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak-main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran. Watak manusia itu seperti pencuri ulung (meniru perilaku orang lain dengan cepat) dan efek pergaulan adalah ketersia-siaan umur tanpa guna dan hilang agama bila bergaul dengan orang yang bukan ahli agama. Jika seorang pelajar butuh orang lain yang bisa dia temani, maka hendaknya dia jadi teman yang baik, kuat agamanya, bertaqwa, wara ‘, bersih hatinya, banyak kebaikannya, baik harga dirinya (muru’ah), dan tidak banyak bersengketa: bila teman tersebut lupa dia ingatkan dan bila sudah sadar maka dia tolong. 
(Diterjemahkan dari kitab “Adabul ‘Alim wal Muta’ allim” karya KH. M. Asy’ari)
*Tulisan ini dimuat di Majalah Tebuireng Edisi: 19/Januari-Februari 2012
Share:

Petualangan Si Awam | bukan awal | tapi pertama

sore itu,  Awam berpamitan dengan teman-teman kosnya. Temannya Ella memberinya beberapa buah stiker promosi usaha barunya untuk disebar. Dia lalu berangkat menuju kampung halamannya.

diperjalanan ia menemui sebuah pertigaan, ia mengambil jalur yang sudah lama tak dia lewati. Jalur ini lama tak ia lalui karena tiada lagi kabar siluman yang mengganggu warga di sana. Sebut saja kampung siluman.

ia dikagetkan oleh kedatangan dua temannya di kampung yang ia lewati. dua teman itu berasal dari surakarta. lalu ia juga terkagetkan oleh kehadiran 3 cewek temennya kuliah di jogja. mereka mulai bermain di sungai.

hingga salahsatu dari ketiganya tenggelam. 2 lainnya tertarik oleh temannya yang tenggelam tadi hingga bertiganya tenggelam. Awam langsung lari. dan syukur, ketiganya masih ketulungan.

semakin menuju hilir, ternyata banyak pula yang tenggelam. setelah di usut. ternyata ada gejala gaib yang menyebabkan mereka tenggelam. Awam terus berjalan menuju hilir sungai tanpa membantu banyak korban. ia memanggil seorang temannya yang juga merupakan tim SAR yang juga mampu melihat jin yang belum menampakkan diri.

hingga di hilir. sungai itu tiba-tiba berubah menjadi ruangan yang di ujungnya ada tirai menutupi pintu. dalam mendekat kepada tirai itu. SAR berteriak. ada penunggunya kata dia. lalu ia lari kepalang. awam ikut lari dan menenangkannya. SAR menuju kerumunan, tapi Awam mendengar sesuatu di belakangnya. ia menoleh dan berteriak. Kalau berani majulah. maka sontak keluar seekor kucing.

ah ternyata kucing siluman. ia menyerang Awam. setelah pertempuran terjadi beberapa saat. ia dapat memutuskan leher siluman kucing itu.

*terbangun
Share:

Muhasabah | Akhir Syawal


Bismillahi Arrahman Arrahim
Fabi ayyi ala’i rabbikuma tukadziban?
Mungkin ini adalah ayat yang redaksinya paling banya di ulang dalam Quran.
Dan mungkin ini adalah ayat yang istimewa untuk saya.
Ayat yang terkadang memaksa saya untuk tersenyum mensyukuri ni’mat Allah.
Tapi juga terkadang menjadi ayat yang memaksa saya bersedih karena hilangnya sebuah syukur dalam hari.

Muhasabah ini aku awali dengan ayat yang memaksaku pada dua kondisi.
Yang aku sendiri tak mengerti, apakah ini lebih baik atau tidak.
Yang jika lebih baik, maka aku harus tersenyum.
Yang jika buruk aku harus  bersedih.

Setelah satu bulan bergelut dengan ragam istimewa ubudiyah.
Syawal menjadi bulan kemenangan, entah bagi muttaqin atau bagi syaithan.
Dan aku. Aku masih berperang di dalamnya.
Berperang antara sedih dan  gembira.
Yang mana yang harus ku pilih.
Aku hanyut pada keduanya.

Syawal ini aku sadari.
Ada sebuah amalan yang begitu aku jaga selama sebelum ramadhan.
Dan tentu meningkat ketika ramadhan.
Kemudian di ramadhan aku tambah sebuah amalan.
Hingga aku merasa cukup puas dengan hasil ramadhan tahun ini.

Dan kini bulan syawal.
Bulan setelah syawal.
Amalan yang kutambahkan ketika ramadhan benar terjaga.
Hingga kini ia terjaga.
Namun amalan yang kujaga sebelum ramadhan menjadi sesuatu yang sulit untuk ku kejar.
Tentu ini bukan salah amalan yang menyusul.
Tapi ini adalah kesalahanku.
Kelemahanku dalam mengatur waktu.
Terlena oleh lamanya liburan.

Aku tidak tahu ini baik atau buruk.
Karena seolah amalan ini seolah saling mengganti.
Namun hatiku menolak mengatakannya.
Hatiku berkata, ini kesalahanmu suhari.
Kamu harus mengejar ama;anmu yang dulu.
Dan menjalankan amalan barumu.
Atau kau akan kehilangan  kemampuan senyummu.
Hingga ayat ini teringat dalam benak.
Lalu aku bertanya pada hatiku.
Mengapa aku harus bersedih sedangkan Allah masih menjaganya dalam diri.
Mengapa aku harus sedih?
Mengapa?
Bukankah ni’mat ini harus ku syukuri.
Senyum ini adalah tanda syukurku.
Atau aku harus bersedih karenanya.
Apakah aku tida mendustakan ni’mat ini?

Ya Rabb akhir muhasabah ini tertutup oleh virus yang menyerang tulisan ini.
Sehingga sebelum ku tutup.
Aku mohon padaMu.
Kembalikan ghirah itu.
Aku mencintaiMu ya Allah.
Aku sayang Rasul Mu.
Dan aku sayang Saudara-Saudariku.
Lindungi aku dan mereka.

Share:

Hari Raya Iedul Fitri untuk Ummat Islam | Hari Raya Kemerdekaan Syetan untuk Ummat Syetan

Masya Allah,, di penghujung Ramadhan ini,,
aku sempat naik ke atas kubah,,
awalnya sebatas untuk melihat lihat langit jogja,,,
syukur2 dapet bisa lihat halal,
agar lebaran kali ini tak sendiri,,
ada yang menemani,,,

Namun gemerlapnya bintang tak kudapati,,,
karena tertutup oleh kilatan cahaya yang naik,,
dari titik ke titik,,
dari selatan jogja hingga merapi,,
petasan,,,
yah petasan,,,
entahlah ini barang yang menjadi barang kemubadziran atau bukan,

namun jika di amati,,,
tak hanya petasan,,
banyak barang yang dibeli hanya untuk di hari raya,,,
setelahnya tak di pakai lagi,,
hanya untuk shalat iedul fitri,,, hingga lupa shalat wajibnya,,,

Masya Allah,,,
semoga aku bukan golongan orang mubadzir,,,
sesungguhnya kalian tau,, mubadzirin itu adalah sahabat syaitan,,
lalu aku berfikir,, seperti ada kaitannya,,,
para sahabat syetan merayakan kemerdekaan syetan,,,
Wallahu A'lam
Suhari- Malam Fitri 1435H

Share:

SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN

 " SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN "

1. SYIRIK KEPADA ALLAH.

2. MURTAD DARI ISLAM.

3. TIDAK MENGKAFIRKAN ORANG YANG JELAS - JELAS KAFIR.

4. MEYAKINI BAHWA PETUNJUK SELAIN RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM LEBIH SEMPURNA DARIPADA PETUNJUK BELIAU "

5. MEMBENCI APA YANG DIBAWAKAN OLEH RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM.

6. MEMPEROLOK - OLOK SYARIAT ISLAM.

7. SIHIR.

8. MEMBANTU ORANG - ORANG KAFIR MEMERANGI KAUM MUSLIMIN.

9. MEYAKINI BAHWA ADA MANUSIA YANG BOLEH KELUAR DARI SYARIAT MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM.

10. BERPALING DARI AGAMA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA.

========================================

Syaikh Abdullah Ibnu Muhammad Ibnu ‘Abdil Wahhab Berkata, :“ Telah Terjalin Ijma, Bahwa Orang Yang Telah Sampai Kepadanya Dakwah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Terus Tidak Beriman, Maka Dia Itu Kafir Dan Tidak Diterima Darinya Alasan Ijtihad Karena Nampaknya Dalil - Dalil Risalah Dan Bukti - Bukti Kenabian. ”( Ad - Durar A Saniyyah : 10/237 ).

Syaikh ‘Abdullah Bin Muhammad Bin ‘Abdul Wahhaab Mengatakan, :“ Kesimpulannya Setiap Orang Yang Sayang Terhadap Dirinya Sendiri Haruslah Tidak Berbicara Dalam Masalah Ini ( Takfir ) Kecuali Berdasarkan Ilmu Dan Keterangan Dari Allah. Dan Hendaknya Ia Waspada Dari Mengeluarkan Seseorang Dari Islam Hanya Berdasarkan Pemahamannya Dan Sesuatu Yang Dipandang Baik Oleh Akalnya, Karena Sesungguhnya Mengeluarkan Seseorang Dari Islam Atau Memasukkannya Kedalamnya Adalah Termasuk Permasalahan Yang Sangat Besar Di Dalam Diin Islam .. Dan Syetan Telah Mengelincirkan Manusia Di Dalam Masalah Ini, Maka Sebagian Kelompok Lalai Dalam Hal Ini Sehingga Mereka Memvonis Islam Orang Yang Telah Dinyatakan Kafir Oleh Al - Qur’an, Sunnah Dan Ijma. ’ Dan Sebagian Yang Lain Melampaui Batas Sehingga Mereka Mengkafirkan Orang Yang Telah Dinyatakan Sebagai Orang Islam Oleh Al - Qur’an, Sunnah Dan Ijma. ’ ” Ad - Duror As - Sunniyyah ( VIII/217 ).

Sumber Catatan Kurniawan Pratama Arifin 
https://www.facebook.com/notes/kurniawan-pratama-arifin/sepuluh-pembatal-keislaman/355159557920532?comment_id=469451856491301&offset=0&total_comments=3&ref=notif&notif_t=note_reply
Share:

Budaya Bangsa yang Terjajah

Seringkali aku melihat orang,,,,

bersibuk diri untuk belajar bahasa asing,,,
sedang bahasa sendiri lupa,,,
banyak yang sering belajar budaya asing,,,
sedang budaya sendiri lupa,,,

seperti terjajah di negeri sendiri,,
sehingga kita mengikut budaya tamu ketika kita menerima tamu,,,
bukan memperkenalkan budaya kita ke tamu,,
agar ia mengikut akan budaya ini,,,

saya yakin kalian pun tahu,,,
budaya itu bukan agama,,,
jadi tak ada salahnya dijaga dan dipelihara,,,
bukan untuk disia-sia,,,

jika dibilang tak sesuai jaman,,,
bukan berarti sepenuhnya ditinggalkan,,,
hanya butuh beberapa polesan,,,
yang akhirnya sesuai tuntutan,,,

sadarkah kalian kita pernah dijajah tiga setengah abad,,,
mau tidak mau budaya kita di pengaruhi itu,,,
atau sebelumnya ketika masa Islam,,,
budaya kita juga dipengaruhi itu,,,
atau sebelumnya ketika masa Hindu Budha,,,
itu juga merupakan bagian sejarah budaya kita,,,
atau masa Animisme dinamisme?
itu juga sama...

lalu budaya mana yang hendak kamu pilih,,??
saya yakin anda akan memilih budaya islam,,
tapi budaya Islam yang mana,,,
beberapa orang mengatakan budaya islam ya budayanya njeng nabi Muhammad,,,

tapi ada juga yang bilang indonesia itu punya khasanah keislaman sendiri,,,
bisa dibilang Budaya Islam itu ya Rasulullah,,,
tapi budaya Arab Islam itu ya budaya arab sekarang,,
dan budaya Jawa Islam,, atau Indonesia Islam ya yang sekarang ini,,,
Arab Islam adalah budaya Islam yang perkembangannya dipengaruhi oleh budaya mayoritas dari wilayah arab itu sendiri.
Sedang,,,
Jawa Islam punya sejarah yang berbeda,,,
Jawa Islam meliputi budaya Cina Islam, Palestina Islam, Pakistan-India Islam, Burma Islam, Mesir Islam, dan beberapa bangsa lain,,,
budaya yang beragam inilah yang di kemas para wali sehingga menjadi Jawa Islam.
Mengapa Arab Islam tidak disebut,, Karena Arab Islam tidak berpengaruh langsung pada Jawa Islam,,,
Karena Arab Islam itulah yang berpengaruh pada Palestin Islam, Mesir Islam, dsb.

Wallahu A'lam,,,

ini ada dialog menarik,,,

Nah, lantas bagaimana hubungan antara Islam yang datangnya dari Arab dengan budaya Jawa itu sendiri?

Ya tidak ada masalah. Islam itu Jawa dan Jawa itu Islam. Kalau kita membaca Serat Rerepen karya Eyang Ronggowarsito disebutkan bahwa orang Jawa itu tidak boleh jauh dari agama (baca: Islam). 
Lantas mengapa corak berislam-nya orang-orang Jawa menjadi lain dari aslinya?

Karena orang Jawa memahami kabudayaan, kesenian, adat istiadat dan semua yang ada dalam budaya mereka sebagai perwujudan konversi dari semangat rahmatan lil a’lamiin (rahmat bagi semesta alam) dan bilisani kaumihi (disampaikan dalam bahasa kaumnya). Nah ini yang sekarang sudah terputus dan tidak mau dipahami orang saat melihat praktek keagamaan orang Jawa. Kami sangat keberatan jika pemaknaan Islam harus dilakukan lewat cara Arabisme. Ini kan pelanggaran serius terhadap konsep rahmatan lil a’lamiin dan konsep bilisani kaumihi dalam semangat Islam itu sendiri.

Kalau itu begitu anda termasuk orang yang mengimani bahwa ajaran Islam itu sangat kontekstual?

Oh iya. Kalau sekarang penerapan ajaran Islam dipaksakan untuk seragam, saya tanya di mana kalau begitu letak “rahmat bagi alam semesta”-nya? Saya pikir, justru Islam itu memang diharuskan beragam. Membuat Islam di seluruh dunia jadi homogen justru hanya membuat kerdil Islam itu sendiri bagi saya.
 "

Share:

Syaikh Ali Jabir | Maulid Nabi


Syekh Ali Jaber mengisahkan tentang dirinya sewaktu berjumpa dengan salah seorang ustadz anti maulid, membid'ah-bid'ahkan Maulid Nabi.  Syaikh Ali Jaber kemudian menghampiri dan bertanaya "Kenapa Maulid Bid'ah?" Jawaban dari ustadz tersebut adalah karena tidak ada dizaman Rasulullah

Syekh Ali Jaber bertanya lagi : "Jadi dasarnya itu saja ?". Jadi tidak ada didalam al-Qur'an maupun Hadits yang secara jelas melarang hal itu, maka Syekh Ali Jaber berkata lagi : "Antum dari kepala sampai ujung kaki, bid'ah. Karena antum tidak ada dizaman Rasul"

Diakhir kisahnya, Syekh Ali Jaber memberikan nasehat bahwa "Walaupun dalam masalah Maulid itu ada beda pendapat, tapi tidak salah kita saling shilaturahim, saling menasehati dan saling mengisi".

Link Video : http://www.youtube.com/watch?v=gMEMjVaxm6Q

Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2014/01/kisah-syekh-ali-jaber-dengan-ustadz.html#ixzz36Sg5WLRO
Share:

Khilafah | Tegak | Apa selanjutnya ustadz

ustadz dulu engkau yang mengajarkan kami tentang persatuan,
untuk menuju khilafah islamiyah,
engkau memberi tahu kami tentang ketegasan hukum,
tegaknya syariat, kerukunan beragama, kemakmuran dengan khilafah.
kini khilafah tegak di bumi ini ustadz, seorang khalifah telah di baiat,
lalu masih menunggu apakah ustadz,
memang kini masih dalam suasana perang dalam menegakkan khilafah ini,
tapi apa tidak ada pengakuan untuk tegaknya,
atau ustadz hanya duduk berdzikir dan berdiri shalat,
menunggu kemakmuran itu datang,
menunggu kemenangan sahaja.

bukankah jihad adalah jaminan surga ustadz?
tapi mengapa ustadz tidak membakar semangat lagi,
untuk menegakkan khilafah,
mengapa ustadz menjadi ciut nyali,
setelah yang engkau idam-idamkan terwujud?

ustadz, jika engkau memberi perintah kepada kami untuk berhijrah,
dan turut berjuang melawan kafirin,
saya yakin ustadz, tidak sedikit yang akan dengan gagah berani,
membusungkan dada untuk syahid atau li ila li kalimatillah.

Allahu Akbar,
Wallahu A'lam,
dari santrimu yang masih miskin ilmu,
mohon jawab keresahan santrimu.

link:
- http://www.eramuslim.com/berita/bincang/abdurrahman-al-baghdadi-khilafah-tidak-akan-tegak-lewat-demokrasi.html
- http://hizbut-tahrir.or.id/2013/07/09/barat-takut-khilafah-tegak-di-suriah/
- http://hizbut-tahrir.or.id/2013/02/10/khilafah-akan-segera-tegak-di-suriah-meski-barat-hendak-mencegahnya/
- http://hizbut-tahrir.or.id/2012/12/25/selangkah-lagi-khilafah-tegak-di-suriah/
- http://hizbut-tahrir.or.id/2013/01/31/ulama-sumedang-optimis-khilafah-tegak-di-suriah/
- http://al-mustaqbal.net/revolusi-islam-suriah-tanda-tanda-tegaknya-khilafah-rasyidah-2/
- http://www.lasdipo.com/kabar/asia/2014/07/01/1-ramadhan-1435h-isis-umumkan-tegaknya-khilafah-islamiyah.html
- http://al-mustaqbal.net/deklarasi-daulah-khilafah-islamiyah-mengguncang-dunia/
- http://hizbut-tahrir.or.id/2014/07/03/politik-proklamasi-tegaknya-al-khilafah-oleh-isis/
- http://www.waislama.net/2014/03/tuduhan-aniaya-hti-terhadap-isis-dan-imarah-islam-afghanistan/
- http://www.muslimedianews.com/2014/03/ternyata-khilafah-sudah-tegak-di.html
Share:

Khasanah Jawa | Lagu Dolanan | Gundul Gundul Pacul


Lirik
" Gundul gundul pacul *cul, gembelengan,
Nyunggi nyunggi wakul *kul, gembenlengan,
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar "

lagu ini singkat, namun memiliki nilai moral yang tersirat dan cukup tinggi,,
pada gatra pertama,
"gundul pacul" itu adalah perumpamaan untuk seseorang,

bisa jadi dia adalah seorang anak kecil,
anak kecil jawa dulu identik dengan gundul,

atau perumpamaan untuk seseorang yang belum memiliki tanggung jawab,
belum diberi amanah, sehingga ia masih wajar
dan bukan masalah yang besar jika dia
"gembelengan"
maksud gembelengan ini adalah melakukan hal yang tidak di senangi orang.
dalam adat jawa, gembelengan sering di identikan dengan orang yang berperangai sombong dan congkak,
atau seseorang yang memiliki perilaku tidak sopan "pecicilan".

"Nyunggi wakul" adalah perumpamaan seseorang yang telah mendapat amanah,
namun jika dengan amanah itu dia masih "gembelengan"
maka akibatnya adalah
"wakul ngglimpang, segane dadi sak latar"
wakul (ibarat negara), jika kesombongan meraja lela, wadah (wakul) akan terjungkal
yang mengakibatkan elemen yang bersatu di dalamnya akan tercecer,
persatuan pun hilang.

pembanding : http://forum.kompas.com/nasional/207343-makna-dari-lagu-gundul-gundul-pacul.html
lagunya : www.youtube.com/watch?v=q5t2NEDY4iQ
Share:

Pondasi | Negara | Islamy

“Kalau rumah jang baru kita dirikan belum memuaskan kehendak kita, apakah lantas kita bakar sadja sampai hangus?" Dr M Natsir

dalam kasus ini,
sudut pandang mana yang digunakan,

dan lebih khusus lagi,
bagaimana kita menempatkan Pancasila.

kemungkinan ada 2 pendapat,
Pancasila adalah dasar negara yang Islami,

kedua
Pancasila adalah dasar negara yang tidak Islami,

Pabila kita gunakan ibarat rumah untuk negeri ini,
maka kita akan melihat Pancasila
adalah dasar
adalah pondasi negara ini,

sehingga jika kita melihat dengan kacamata pertama,
berarti dasar atau pondasi kita sudah baik,
dengan demikian, terdapat ketimpangan di luar pondasi ini,
sehingga tak perlu ada pembongkaran total
untuk melakukan perbaikan,

berbeda jika kita melihat dengan kaca mata kedua,
ini melihat pancasila bukanlah produk Islam.
maka,
tidak ada cara lain untuk merubah rumah kecuali dengan merobohkannya jika memang dasarnya yang rapuh.
Share:

Dakwah pada Semua

siang tadi sempet melihat temen HTI,
mengajak beberapa sahabat untuk ikut kajian,
awalnya nafsu mangajak diri untuk syu u dhan,
namun beruntung jiwa masih mampu menolaknya,

dakwah ini memang beragam,
ada target orang yang awam, ada pula orang yang tahu,

ketika kami harus berdakwah kepada yang awam,
dan kami berhasil, 
maka kami akan dikatakan,
"orang-orang yang masuk kelompoknya adalah orang-orang awam,
makanya mudah dipengaruhi"

lalu ketika kami mengingatkan orang-orang yang tahu, namun terbelok arah,
maka kami akan dikatakan,
"mereka ini adalah anggota kelompok kami,
biarlah dia menjadi urusan kami,
berdakwahlah kepada orang-orang yang awam saja"

jika demikian, dakwah adalah menyebar pengaruh,
pengaruh kebenaran,
kepada siapapun,
yang awam,
atau yang tahu, namun terbelok.
Share:

Prioritas Jamaah

Dalam perjalanan umat ini,
sesungguhnya garis besar halauan ummat telah dibuat,
garis besar halauan umat ini adalah
QURAN dan SUNNAH.

Ummat ini adalah ummatan wasathan,
ummat ini adalah ummatan wahidan,
ummat ini adalah ummat islam,
ummat ini adalah jamaatul muslimin,

dalam ummat ini kita diajarkan atas al wala dan al bara,
dimana keduanya dipisahkan secara tegas oleh Al Furqan,
dan pemisahan itu dijelaskan secara detil dalam Sunnah
dan pula antara prioritas dan pula aprioritas

dan kini jamaah ummat ini tak lagi sebatas jamaatul muslimin,
tapi telah berkembang pada detil jamaat minal muslimin.
hingga tuntutan tak lagi sebatas membesarkan jamaat muslimin,
tapi juga membesarkan jamaat minal muslimin.

dan hingga tuntutan akan berkembangnya jamaat mnal muslimin bertambah.
dan hingga melenakan akan kewajiban dan kewalaan terhadap jamaat muslimin,
dan hingga mementingkan kepentingan jamaat minal muslimin terhadap jamaat muslimin
dan hingga jamaat minal muslimin dari kelompok lain dihabisi.

Sahabat,
bersatulah,
bersaulah kembai dalam jamaat muslimin,
bolehlah kiranya bergabung dalam jamaat minal muslimin,
tapi kembalikan prioritas pada tempatnya,

bukan saling menjatuhkan,
saling menghina,
tapi saling membangun,
saling melengkapi,

Insya Allah,
Ketinggian kalimatillah akan tercapai dalam kebersamaan.
Share:

Budaya Islam di mata seorang pendeta dan Jawabannya

Saya pernah mendengar ceramah seorang pendeta,
dia mengatakan bahwa,
Bismillah itu bukan milik Islam,
Assalamu alaikum bukan milik Islam,
Berjilbab itu bukan milik Islam,

dia menagatakan itu adalah
milik kebudayaan arabian,
karena kata-kata assalamualaikum adalah perkataan malaikat,
ketika jibril bertemu dengan maria
lalu ketika yesus bertemu dengan murid-muridnya,

hanya karena kalian (jamaah gereja)
sering menggunakan injil berbahasa indonesia,
bahasa inggris, bahasa china, dan bahasa daerah kalian,
maka kalian tidak pernah mendapati kata-kata tersebut.
padahal dalam injil berbahasa arab, kata-kata tersebut terdapat banyak.

lalu tentang jilbab itu asalnya dari timur,
tidak ada perayaan yang menggambarkan,
maria rambutnya di kepang 2 (adat barat)
yusuf rambutnya di sisir rapi,
tapi dalam perayaan kristen,
mereka selalu digambarkan dengan keluarga yang mengenakan jilbab.

pernyataan-pernyataan tersebut disampaikan oleh seorang pendeta,
pendeta lulusan mesir,
pendeta yang tidak mengetahui konsep peradaban,
konsep peradaban islam khususnya.

saya katakan ya,
jika itu adalah adat dari timur,
namun Islam tidak hanya mengadopsi sesuatu yang dari timur,
namun juga dari barat, seperti cara berperang,
pakaian perang, juga mengambil dari bangsa lain tentang ilmu kesehatan,
astronomi dan sebagainya,
bentuk masjid pun demikian.

mungkin secara lahir sama,
tapi secara konsep jelas berbeda,
karena dalam Islam, pembenaran itu adanya dari Quran dan Sunnah.

dalam Islam, konsep pengucapan salam pun di atur,
tidak seperti konsep pengucapan salam sebelum Islam,

ingat dalam sebuah peradaban Islam,
ada proses Islamisasi,
baik Islamisasi Ilmu dan Budaya Ilmu,
maupun Islamisasi yang lain,
sehingga tidak salah jika kami sebagai muslim,
menggunakan konsep Islam kami, bukan konsep Arabnya.
namun ini jangan diartikan dengan adanya Islam Arab, Islam Jawa,
bukan bukan demikian,
saya takut jika menggunakan istilah itu malah akan ada proses sekularisasi.
yang ada adalah budaya Arab, budaya Jawa dan budaya Islam. 

sebagai tambahan,
cara menyamakan antar agama yang saling berbeda adalah proses liberalisasi,
dan salah satu bentuk budaya Islam adalah toleransi,
kami diajarkan untuk toleransi, bukan untuk menyamakan ajaran agama.
Share:

Gadis Misterius

Hingga pada akhirnya kubuka pesan di ponselku,
tertulis nomor yang belum ku kenal,
dengan sapaan "met malem"

aku sedikit bingung, siapa dia,
dengan sebuah rasa penasaran, ku balas,
"malem juga, maf ini siapa ya?"

lama dia membalas,
dan dia hanya membalas,
"temenmu"

dia sok misterius,
" Siapa sih?
ce atau co?" aku bertanya,
meski dengan bahasa smsnya
aku mengenali itu adalah bahasa seorang cewek.

dia hanya membalas pendek
"ce",
lalu aku melontarkan pertanyaan bodoh,
"aku kenal kamu?
kasih tau nama atau maf, sekian."

"Li"
Balasnya pendek.
Aku masih tidak paham,
namana sependek itu,
atau itu adalah inisial,
atau entahlah,,

dan hingga kini dia masih menjadi gadis misterius,

Share:

Tentang Memilih

Seandainya di tanya,
"apabila orang meninggalkan agamanya (Islam),
pantaskah ia disebut kafir,
pantaskah ia disebut keluar dari Islam?"
saya yakin akan banyak  yang menjawab "YA"
dengan jawaban yang tegas.

tapi,
jika pertanyaannya semakin dikerucutkan,
"apabila orang mengambil sebuah keputusan,
memilih sebuah keputusan,
dengan dasar logikanya yang membenarkan,
dengan ia mengutamakan keuntungan untuk dirinya,
dengan ia melupakan kebutuhan agamanya,
dengan ia meninggalkan agamanya,"
masihkah ia pantas disebut "Islam"
atau ia sudah pantas disebut "kafir"?
atau "munafik"?

saya ingin menguatkan, bagaimanapun,
meninggalkan agama itu adalah,
jalan keluar dari Islam menuju kekafiran.

Pernahkah sahabat mendengar,
"udahlah, ini adalah pemilu, ini urusan negara,
jangan disangkut pautkan dengan agama"
bukankah ini ungkapan sekuler yang memisahkan
agama (ilmu teorinya) dari ilmu prakteknya.

ada lagi yang bilang,
"mending memilih pemimpin yang penting merakyat
mesipun dibelakangnya ada orang syiah, ada ini ada itu,
tapi kan dia pemimpin yang merakyat dan trek recordnya bagus.
daripada pemimpin yang siap memperjuangkan agama,
yang backingannya orang-orang saleh, tapi kurang merakyat".
sungguh pernyataan yang bodoh dan siap meruntuhkan Islam.

Pilihlah segala sesuatu karena agama !

itu baru di bidang memilih,,
lalu bagaimana dengan di bidang sains,,
"ini ilmiah, dan tentu ini benar, ya meskipun ini tidak dibenarkan agama.
untuk mendapatkan kebenaran dari sains, ya jangan di hubung-hubungin dengan  agama."
bukankah ini adalah pernyataan yang membawa kepada sekulerism,
dulu pernah diucapkan saintis yang harus mati karena fakta yang ia dapat,
tidak sesuai dengan injil yang telah di othak athik.

apa kalian ragu dengan keaslian Quran?
atau kalian ragu dengan Islam?
kalau ragu, mending syahadat ulang aja deh kamu itu?
Share:

Perisai Jiwa dan Peluru Nafsu

dan usiaku terus bertambah,
sedikit demi sedikit jatah umurku berkurang,
sedikit demi sedikit dosaku pun bertambah,
entah adakah penebus dosa yang terus bertambah ini,

aku bukan yang tak mau ibadah,
bahkan, ibadah sunnah pun tak terlupa dalam waktunya,
tapi untuk kesempurnaan syariah,
terkadang nafsuku menjerit,
dan terkadang syetan yang menenangkan nafsu ini,
dan ketika syetan berhasil membisik,
jiwa berganti menjerit,

Nafsuku terus di kendalikan syetan,
tanpa kutahu kemana arah dan tujuan,
namun syetan selalu mencari kawan,
untuk neraka tempat dambaan,

aku takut,
aku takut dosa-dosa sepele ini,
menjadi sebuah peluru jarum,
yang sedikit demi sedikit mengoyak tubuh ini,
hanya kerana tubuh ini tak berperisai,

adakah perisai yang lebih kuat,
kecuali sebuah perisai yang di berikan Tuhan,
sebuah perisai yang di sebut hijab.

ku coba tenangkan jiwa,
lalu ku coba pengaruhi nafsuku,
lalu ku coba mencari tujuan,
menambal luka-luka peluru jarum ini,
semua masih ada waktunya,
semua masih ada waktunya,
hingga tujuan ini kutemukan,
Rido Illahi,
dan Jika tercapai,
Inilah keberuntunganku karena RahmatNya,
dan Inilah kerugian syetan karena rajamNya,
Share:

Potensi Emas Randu Kuning Selogiri Wonogiri

Sahabat, saya nemu sebuah referensi, yang  kayaknya penting untuk di share.

saya nemu "ANUAL REPORT FOR THE FINANCIAL YEAR ENDED 30 JUNE 2013".

disana saya menemukan profil cadangan emas di G. Randu Kuning.
sebuah Gunung Emas yang saya rasa cukup untuk menghidupi dan menjalankan roda ekonomi kabupaten ini.
Berikut beberapa Gambarnya,
maaf tidak saya share tulisan-tulisannya.




Selain itu disana Juga dijelaskan potensi mineral tambang lain di tempat ini,,

Sumber: Augur Resources Ltd.
Share: